TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nama IKN Baru Nusantara, Pakar Unair: Jangan Sampai Ganggu Sejarah!

Boleh pakai Nusantara tapi jangan sampai rancu

Konsep masa depan sistem transportasi di IKN (Dok. Tim Pokja IKN Kemenhub)

Surabaya, IDN Times - Nama Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru telah ditetapkan yaitu Nusantara. Pilihan nama ini menuai kontroversi. Guru besar Ilmu Sejarah Universitas Airlangga, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum. menyoroti pemilihan nama ini. Purnawan khawatir pemilihan nama tersebut bisa mengganggu sejarah.

Baca Juga: Din Syamsuddin Bakal Gugat UU IKN, Pansus DPR Siap Berargumen di MK

1. Nusantara berasal dari bahasa Jawa kuno

Presiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Purnawan menjelaskan, nama Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno yang terdiri dari kata Nusa dan Antara. Nusa berarti pulau. Sedangkan Antara berarti luar. Dua kata ini pun dilebur menjadi Nusantara.

“Mengapa menyebutnya dengan kata ‘di luar,’ ya karena berhubungan dengan pulau-pulau di luar Jawa yang dahulu menyatu oleh karena tokoh Gajah Mada melalui Sumpah Palapa,” ujar Purnawan, Selasa (25/1/2022).

2. Nusantara dulu digunakan untuk menyebut wilayah Indonesia

kunjungan pejabat RI ke titik nol IKN di Sepaku (IDN Times/Ervan)

Purnawan melanjutkan, nama Nusantara dulu sangat populer di masa lalu. Selain sebagai penyebutan pulau-pulau di luar Jawa, Nusantara akhirnya digunakan sebagai sebutan kawasan Indonesia.

“Karena kan memang Indonesia juga terdiri dari bermacam-macam pulau sehingga sesuai jika diistilahkan dengan nama Nusantara itu. Namun dahulu kan belum ada kata Indonesia. Sehingga orang yang datang ke Indonesia kemudian menyebutnya dengan Nusantara,” terangnya.

Nama Nusantara pun tak bisa dilepas sebagai bagian sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, kini nama itu tak lagi merujuk pada wilayah Indonesia melainkan digunakan sebagai penyebutan satu wilayah saja yaitu IKN baru.

“Tentu saja harus ada penegasan yang membedakan makna Nusantara dari sisi arti dan sejarah dengan Nusantara sebagai IKN. Jangan sampai hal itu kemudian mengganggu pembelajaran sejarah Indonesia di masa yang akan datang. Nusantara di satu sisi adalah IKN, namun di sisi lain adalah konsep sejarah yang memiliki pemaknaan sendiri dan mengacu pada kawasan Indonesia lama,” tegasnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Pertimbangkan Jika Diminta Jadi Kepala Otorita IKN

Berita Terkini Lainnya