Telur, Cabai Rawit, dan Daging Ayam Sumbang Deflasi Kota Malang

Malang, IDN Times - Memasuki akhir tahun, perekonomian di Kota Malang masih belum terganggu. Hal itu terbukti dari rilis yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang. Sepanjang bulan Oktober, kota Malang justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen lantaran harga sejumlah kebutuhan pokok masih stabil.
1. Komoditas bahan pokok jadi penyumbang deflasi
Angka deflasi tersebut merupakan terendah ketiga setelah Surabaya dan Banyuwangi. Penyumbang deflasi tertinggi adalah komoditas telur dan daging ayam, juga cabai rawit. Stok yang selalu ada dan harga yang stabil, membuat ketiga komoditas tersebut menjadi penyumbang deflasi terbesar.
"Kalau untuk lainnya ada emas dan perhiasan yang juga memicu deflasi," ucap Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo, Jumat (1/11).
2. Angka kebutuhan pokok cenderung menurun
Sunaryo juga membeberkan bahwa biasanya kebutuhan pokok menjadi penyumbang angka inflasi tertinggi. Namun, kali ini karena kecenderungan stok melimpah membuat harga menjadi lebih stabil.
"Sampai bulan Oktober bahan pokok justru cenderung menurun," sambungnya.
Baca Juga: Cabai Rawit-Tarif Sekolah Jadi Penyumbang Inflasi Utama Kota Malang
3. Waspadai stok bahan pokok jelang akhir tahun
Di sisi lain, Sunaryo menyebut bahwa jelang akhir tahun ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah ketersediaan bahan pokok. Pasalnya, menjelang akhir tahun biasanya permintaan meningkat. Sehingga, hal itu harus diimbangi dengan stok yang memadai.
"Kalau melihat polanya pada rentang waktu yang sama tahun sebelumnya, ada kenaikan permintaan," tambahnya.
4. Antisipasi lonjakan kebutuhan akhir tahun
Sementara itu menjelang akhir tahun, kecenderungan permintaan terhadap kebutuhan pokok memang meningkat. Hal ini tentu saja harus diimbangi dengan antisipasi agar kebutuhan pokok tetap ada. Sehingga, hal itu tak sampai menimbulkan inflasi yang berlebihan.
"Yang perlu diantisipasi adalah bagaiman menyediakan stok pangan ini cukup. Sehingga bisa menjadi antisipasi kemarau panjang maupun jelang akhir tahun," tandasnya.
Baca Juga: Harga Cabai Tak Lagi Pedas, BPS Catat Terjadi Deflasi 0,27 persen