Semangat Disabilitas Ikuti Vaksinasi COVID-19 di UMM

Malang, IDN Times - Vaksinasi massal yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang, Senin (2/8/2021) disambut antusias oleh masyarakat. Tak hanya masyarakat umum saja, gelaran vaksinasi massal tersebut juga menyediakan kuota terbatas untuk penyandang disabilitas.
Salah satu penyandang disabilitas yang ikut program vaksinasi tersebut adalah Firoos Musyaffa (26). Ia datang bersama ibunya yakni Bayu Siti Harini (47) dan sangat antusias mengikuti rangkaian proses vaksinasi.
1. Sudah beberapa kali daftar vaksin
Bayu Siti Harini menjelaskan bahwa dirinya sudah beberapa mencoba mendaftarkan anaknya untuk ikut vaksinasi. Tetapi baru kali ini bisa mendapat kuota vaksinasi. Untuk itu, ia sangat senang akhir putranya yang mengidap autisme beras akhirnya bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19.
"Susah sekali untuk mendapatkan vaksinasi. Biasanya ada informasi di instagram. Tetapi sudah lebih dari tiga kali mendaftar, kuotanya selalu penuh," paparnya Senin (2/8/2021).
2. Proses treatment juga berbeda
Lebih jauh, Bayu menambahkan bahwa tidak mudah mengajak anaknya untuk bisa vaksin. Karena anak yang mengalami autisme berat memang lebih sulit berkomunikasi ketimbang mereka dengan autisme umum. Terlebih Firoos yang saat ini bersekolah di Sekolah Luar Biasa SLB Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) merupakan penyandang autisme sejak usia 5 tahun.
"Saya tadi bilangnya mau jalan-jalan. Karena kalau diajak vaksin, dia tidak paham. Tetapi sebenarnya anak saya ini merupakan anak yang patuh," imbuhnya.
Baca Juga: Khofifah Tinjau Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Nakes di Malang
3. Dapat info dari paguyuban
Sementara itu, Nurul Iftitah (38) mendapat informasi mengenai vaksin tersebut dari paguyuban difabel. Ia yang merupakan penyandang disabilitas tuna rungu kemudian mendaftar dan masuk kuota sebagai penerima vaksin. Untuk itu, dia tak ingin membuang kesempatan tersebut dan langsung datang ke UMM untuk ikut vaksin.
"Memang diarahkan oleh teman paguyuban. Langsung daftar dan datang ke sini," kata Aslikah, pendamping Nurul Iftitah.
4. Berikan jenis vaksin berbeda
Sudah tiga hari ini Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan vaksinasi gratis. Sedikitnya 5 ribu dosis vaksin disiapkan untuk program vaksinasi hasil kerja sama dengan Pemprov Jatim tersebut. Untuk kuota yang diberikan pada difabel sendiri baru 15 orang dengan vaksin Sinopharm dengan batasan usia minimal 18 tahun.
Sementara untuk masyarakat umum vaksin yang diberikan sendiri adalah Astrazeneca. Selain itu juga ada pemberian vaksin dosis ketiga untuk 10 orang tenaga kesehatan. Vaksin yang digunakan adalah jenis Moderna.
Baca Juga: Vaksinasi di Kabupaten Malang Baru 11 Persen, Terkendala Stok