Penjualan Bendera di Malang Alami Penurunan 60 Persen 

Penurunan penjualan bendera dan aksesoris kemerdekaan capai

Malang, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang berkepanjangan juga memberikan dampak pada penjualan bendera jelang perayaan HUT ke 76 Republik Indonesia. Tak seperti masa-masa sebelum pandemik, dalam dua tahun terakhir, penjualan bendera dan aksesoris bertema kemerdekaan RI mengalami penurunan drastis. Tak sedikit dari pedagang yang mengeluhkan hal tersebut lantaran pendapatan mereka menurun cukup jauh.

1. Menurun hingga 60 persen

Penjualan Bendera di Malang Alami Penurunan 60 Persen Pedagang bendera di kawasan Jl Mayjen M Wiyono, Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Ririn Sudarsih, salah satu pedagang bendera yang berjualan di Jl Mayjen M Wiyono, Kota Malang menjelaskan bahwa dua tahun terakhir penjualan bendera dan aksesoris bertema kemerdekaan mengalami penurunan drastis. Tahun 2019 saat belum pandemik, dirinya bisa menjual aksesoris bertema kemerdekaan hingga 4-5 kodi.

Tetapi saat pandemik, penjualan tertinggi hanya mencapai 2 kodi saja. Imbasnya pendapatan yang ia peroleh dari berdagang bendera dan aksesoris bertema kemerdekaan itu menurun hingga 60 persen. 

"Memang sangat terasa penurunannya. Karena memang saat pandemik seperti saat ini, kantor, sekolah hingga instansi pemerintah pada tutup semua," paparnya Rabu (4/8/2021). 

2. Hasil penjualan tak stabil

Penjualan Bendera di Malang Alami Penurunan 60 Persen Pedagang bendera sudah mulai membuka lapak di Jl Mayjen Wiyono, Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Sebelum pandemik, Ririn mengakui hasil dari jualan bendera dan aksesoris bertema kemerdekaan selalu stabil. Ia yang biasa menjajakan dagangannya mulai tgl 28 Juli hingga 16 Agustus selau mendapat keuntungan yang lumayan. Lantaran selain menjual kepada masyarakat umum, ia juga memiliki langganan tersendiri yang mengambil.

Namun, setelah pandemik, hasil penjualan tak stabil. Bahkan tahun ini dirinya belum menjual satu buah pun untuk aksesoris bertema kemerdekaan.

"Dulu itu keuntungan yang didapat bisa sampai Rp4 juta. Sekarang sulit untuk dapat segitu lagi. Tetapi tetap saya syukuri berapapun dapatnya. Terpenting adalah bisa untuk makan anak cucu," imbuh warga Buring tersebut. 

3. Bisa balik modal sudah bersyukur

Penjualan Bendera di Malang Alami Penurunan 60 Persen Penjual bendera sedang melayani calon pembeli. IDN Times/Alfi Ramadana

Sama halnya dengan Ririn, Cahyati juga merasakan hal serupa. Selama pandemik ini penjualan bendera memang tak sama dengan sebelum pandemik. Tahun lalu misalnya, Cahyati mengakui bahwa targetnya hanya balik modal. Namun demikian, hal itu menurutnya sudah cukup bagus, lantaran yang mengalami bukan hanya dirinya saja, tetapi semua pedagang. Saat ini ,sehari dirinya hanya bisa mendapat Rp400 ribu. Padahal sebelumnya bisa dua sampai tiga kali lipatnya. 

"Turunya memang banyak, karena pandemik yang tidak selesai-selesai," sambungnya. 

Baca Juga: Aksi Bela Palestina di Surabaya Diwarnai Injak Bendera Israel

4. Harga jual bendera dan aksesoris tetap

Penjualan Bendera di Malang Alami Penurunan 60 Persen Seorang penjual bendera sedang melayani calon pembeli. IDN Times/Alfi Ramadana

Sejauh ini untuk harga jual bendera dan aksesoris bertema kemerdakaan lainnya sama seperti tahun sebelumnya. Untuk bendera, dijual mulai Rp5 ribu yang kecil, Rp25 ribu ukuran sedang dan Rp35 ribu ikuran besar.

Sementara aksesoris bertema kemerdekaan seperti umbul-umbul dijual mulai Rp45 ribu. Lalu hiasan teras dijual mulai Rp12 ribu sampai maksimal Rp500 ribu. 

"Kalau saya sejauh ini belum kembali modalnya. Hitung-hitungannya baru tahu setelah tanggal 17 Agustus. Tetapi kalau tahun lalu modal kembali," tandasnya. 

Baca Juga: Bukan Bendera Putih, Kota Surabaya Diharap Bertaburan Merah Putih

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya