Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care 

Kembangkan IT untuk permudah pelayanan publik

Malang, IDN Times - Sebuah terobosan menarik kembali dilakukan oleh Pemkot Malang. Setelah merencanakan untuk membangun Light Rapid Transit (LRT), kini Kota Malang kembali dilirik untuk pengembangan Smart City Health Care. Bahkan Kota Malang bakal dijadikan pilot project oleh BPJS untuk program Smart City Health Care. Salah satu lokasi yang dijadikan contoh dalam pelayanan Smart City Healt Care adalah Puskesmas Kedungkandang. 

1. Pasien tak perlu mengantre lama

Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care Dirut BPJS saat mengunjungi Puskesmas Kedungkandang, Rabu (11/3/2020). Dok/ Istimewa

Konsep dari Smart City Health Care (SCHC) tersebut adalah memaksimalkan teknologi untuk menunjang pelayanan kesehatan. Sehingga masyarakat yang akan melakukan pengobatan ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat I baik puskesmas klinik atau lainnya tak perlu mengantre terlalu lama.

Mereka hanya perlu mendownload aplikasi JKN dan melakukan aktivasi. Setiap pasien hanya perlu mendaftar pada antrean online. Setelah itu bakal muncul nomor urut antrean dan pasien hanya perlu datang saat giliran antreannya tiba. Aplikasi tersebut bakal terintegrasi dengan Smart City Healt Care pada masing-masing fasilitas kesehatan. 

"Malang ini merupakan salah satu kota yang tidak hanya mengembangkan smart city. Tetapi juga sudah mulai menjadi Smart City Health Care dengan memaksimalkan teknologi informasi," papar Direktur Utama BPJS, Fahmi Idris, Rabu (11/3/2020). 

2. Optimalkan fasilitas kesehatan

Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care Fahmi Idris menyebut bahwa BPJS menghormati keputusan pembatalan tarif baru dari Mahkamah Agung. IDN Times/ Alfi Ramadana

Sejauh ini, Pemkot Malang memang terus melakukan pembenahan. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan pelayanan kesehatan. Menggunakan sistem Smart City Health Care ini, pelayanan kesehatan bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Sebab, kini fasilitas kesehatan tingkat I tidak hanya sekedar melakukan pengobatan tetapi juga melakukan pendataan peserta melalui Smart City Health Care. 

"Tentu untuk bisa memaksimalkan program ini memerlukan infrastruktur. Paling tidak ada layar LED dan pastinya komputerisasinya harus baik," tambahnya. 

3. Kunjungi Puskesmas Kedungkandang

Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care Direktur BPJS, Fahmi Idris didampingi Wali Kota Malang, Sutiaji saat berkunjung ke Puskesmas Kedungkandang. IDN Times/ Alfi Ramadana

Salah satu lokasi yang yang dilihat oleh Fahmi Idris adalah Puskesmas Kedungkandang. Menurutnya fasilitas di Puskesmas Kedungkandang sudah sangat layak untuk menunjang konsep Smart City Health Care. Sebab, beberapa infrastruktur seperti layar LED sudah tersedia di Puskesmas tersebut.

"Kalau sudah seperti ini tentu lebih memudahkan. Puskesmas jadi tahu peserta yang terdaftar. Tidak hanya ini melakukan pengobatan, tetapi puskesmas juga proaktif mendatangi masyarakat," sambung Fahmi. 

4. Targetkan 70 persen pemakaian dalam tiga bulan

Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care Wali Kota Malang, Sutiaji usai pertemuan dengan pengusaha apotek. IDN Times/ Alfi Ramadana

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji berharap program tersebut bisa mendapat respons positif dari masyarakat. Bahkan Sutiaji menargetkan paling tidak 70 persen dari masyarakat Kota Malang menggunakan program antrean online tersebut. Target tersebut ingin dicapai dalam waktu tiga bulan ke depan. Untuk mewujudkan hal itu, maka Pemkot Malang bakal mendorong masyarakat untuk mendownload aplikasi JKN agar mempermudah akses mereka mendapat layanan kesehatan.

"Tentunya para kader posyandu, lansia dan anak serta kader PKK harus digerakkan untuk mendownload aplikasi JKN," katanya. 

Baca Juga: IMS 2020: Fachmi Idris, Berawal dari Puskesmas Jadi Bos BPJS Kesehatan

5. Terus lakukan sosialisasi

Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care Dokumen Pribadi/ Tangkapan Layar Aplikasi Mobile JKN

Untuk bisa memaksimalkan program itu, Sutiaji memang meminta untuk dilakukan sosialisasi. Sebab, menurutnya percuma saja ada program bagus jika masyarakat tidak mengerti manfaatnya. Maka dari itu, sosialisasi terus dilakukan untuk membuat masyarakat sadar bahwa kesehatan adalah hal penting. 


"Ini juga untuk menyadarkan bahwa penggunaan teknologi tak bisa dihindarkan. Justru hal itu membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien," pungkas Sutiaji. 

Baca Juga: Resmi Naik Status, Polres Malang Kota Kini Jadi Polresta Malang Kota  

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya