Malang, IDN Times - Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC kontra Persebaya, Sabtu (1/10/2022) berbuntut panjang. Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat resmi dinonaktifkan dari jabatannya setelah insiden tersebut dan dimutasikan menjadi Pamen ESDM Polri. Ia digantikan oleh AKBP Putu Cholis Arya yang sebelumnya menjabat Kapolres Tanjung Priok

Selain menonaktifkan Kapolres Malang, Polri juga menonaktifkan 9 orang pimpinan Brimob masing-masing adalah Danyon AKBP Agus Waluyo, Danki AKP Has Darman dan AKP Untung. Kemudian Danton Aiptu Solihin, Aiptu M. Samsul, Aiptu Ari Dwiyanto, AKP Danang, AKP Nanang dan Aiptu Budi. 

"Tim juga tengah melakukan pemeriksaan pasal 359 dan 360 KUHP serta memeriksa 20 saksi," terang Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, Senin (3/10/2022). 

Dedi menambahkan bahwa saat ini tim juga tengah melakukan pemeriksaan adanya dugaan pelanggaran kode etik dari 28 anggota Polri yang turut dalam pengamanan. Gelar perkara juga sudah dilakukan dan status sudah meningkat dari penyelidikan menjadi penyidikan. 

"Kapolri juga memberikan reward bagi anggota yang gugur saat melaksanakan tugas. Kemarin kedua anggota yang gugur juga sudah dimakamkan secara kedinasan dan mendapat kenaikan pangkat luar biasa atau anumerta," imbuhnya. 

Materi pemeriksaan yang disampaikan tim salah satunya adalah terkait penggunaan gas air mata. Dedi memastikan bahwa hasil pemeriksaan agar disampaikan kepada publik secara transparan. 

"Hasil pemeriksaan akan disampaikan secepatnya agar kasus ini terang benderang," sambungnya. 

Panpel pertandingan juga tak luput dari pemeriksaan. Namun, untuk tahapan awal ini panpel sudah diperiksa sebagai saksi. Ada empat orang yang diperiksa sebagai saksi atas peristiwa ini. 

"Sejauh ini belum ada tersangka. Tetapi status sudah meningkat dari penyelidikan menjadi penyidikan. Semua proses harus dilalui semua," pungkasnya.

Baca Juga: Komnas HAM ke Malang Usut Tuntas Kerusuhan Kanjuruhan