KPPS di Banyuwangi Curhat Hambatan Utama Kerja di TPS

#GenZMemilih Pilih tidur dulu usai dengan KPPS meninggal

Banyuwangi, IDN Times - Proses penghitungan suara di Banyuwangi, Jawa Timur, telah rampung di tingkat TPS. Meski berjalan lambat dan menumpuk lelah, namun Pemilu 2024 ini memberikan cerita-cerita tersendiri bagi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

1. Penghitungan kertas capres-cawapres aman sulaiman

KPPS di Banyuwangi Curhat Hambatan Utama Kerja di TPSPenghitungan suara di TPS. (dok. pribadi/Agung Sedana)

Tak berkenan disebut namanya, salah satu KPPS di Kecamatan Sempu, FR (24) bercerita. Proses pemungutan suara di TPS kurang lebih rampung sekitar pukul 13.00 WIB. Selanjutnya dilakukan proses penghitungan suara yang dimulai dari surat suara calon presiden. Pada tahap ini penghitungan berjalan cepat, tidak ada hambatan.

"Di penghitungan presiden itu cepat, kertasnya kecil. Lobang bekas coblosan kelihatan jelas. Apalagi kan masih siang," katanya, Kamis (15/2/2024).

Baca Juga: 7 Ide Outfit Panitia KPPS Agar Terlihat Netral, Banyak Pilihan Batik!

2. Hitung suara caleg kabupaten paling rawan

KPPS di Banyuwangi Curhat Hambatan Utama Kerja di TPSProses rekap hasil pemungutan suara. (dok. pribadi/Agung Sedana)

Proses mulai menemui kendala saat tiba penghitungan kotak suara calon DPR RI. Di situ saksi-saksi yang hadir mulai bertambah. Beberapa saksi menginginkan penghitungan berjalan lambat. Alasannya, agar benar-benar sesuai aturan dan tidak menemui kesalahan.

"DPD sama kertas provinsi itu juga lancar, agak melambat itu di DPR RI. Karena saksi minta kertas diperhatikan betul. Bahkan waktu ada lobang coblosan di garis batas nama calon," katanya.

Puncaknya, penghitungan berjalan sangat lambat saat mulai membuka kotak suara calon DPRD kabupaten. Saksi di TPS yang sebelumnya sepi, kali ini banyak yang hadir. Selain itu masyarakat setempat, timses juga banyak yang hadir. Kebetulan, TPS tempat FR bertugas terkenal sebagai TPS neraka.

"Pas kabupaten itu banyak sekali intrupsi dari saksi. Bahkan dari masyarakat yang mungkin timses di luar TPS juga angkat bicara," katanya.

3. Pilih tidur dulu setelah ada KPPS yang meninggal saat kerja

KPPS di Banyuwangi Curhat Hambatan Utama Kerja di TPSKPPS di Banyuwangi kelelahan setelah 24 jam belum selesai. (dok. pribadi/Agung Sedana)

FR bercerita, bahkan di salah satu TPS lain di desa yang sama, KPPS terpaksa melakukan penghitungan ulang. Penghitungan tersebut terpaksa dilakukan setelah KPPS adu mulut dengan saksi dan timses yang hadir.

"Ada yang sampai hitung ulang, gara-gara dituduh teledor. Pas kebetulan di TPS itu calon yang didukungnya kalah mas," jelasnya.

Selain itu, hambatan lain juga bersumber dari KPPS yang menunda untuk segera menyelesaikan kertas C-Hasil. Alasannya, semua anggota KPPS di salah satu TPS ketakutan setelah tersiar kabar meninggalnya KPPS saat bertugas di Desa Singojuruh.

"Di TPS teman saya itu jam 12 malam selesai penghitungan. Tapi karena faktor lelah, untuk proses selanjutnya dilakukan besoknya. Karena pas itu mereka takut setelah mendengar kabar ada KPPS yang mati di Banyuwangi juga," jelasnya.

FR menambahkan, hambatan paling banyak ditemui bersumber dari saksi. Menurutnya, banyak saksi yang meminta salinan C-Hasil namun tidak mau mandiri menulis sendiri. Beberapa saksi bahkan menolak ketika diberikan salinan dalam bentuk cetak.

"Ada yang ngeyel minta C-Hasil basah (tulis manual). Sementara kata mereka dari partai minta yang asli, tidak mau hasil foto lalu dicetak. Diminta nulis sendiri juga tidak mau," keluhnya.

Baca Juga: Cerita KPPS di Surabaya, Baru Bisa Istirahat Setelah Lewati Dua Subuh

Agung Sedana Photo Community Writer Agung Sedana

Sebagus-bagusnya tulisan, adalah tulisan yang menginspirasi, membangun, dan mengedukasi. Setiap orang berhak mendapatkan informasi yang benar-benar akurat.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya