Hewan Ternak di Bondowoso Kena Diare Akibat Krisis Air Bersih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bondowoso, IDN Times – Musim kemarau di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengakibatkan kekeringan di puluhan desa. Selain berdampak kehidupan sehari-hari warga, krisis air bersih yang terjadi juga berdampak bagi kesehatan hewan ternak mereka. Menurut laporan yang diterima IDN Times, sejumlah ternak dilaporkan terserang diare akibat diberi minum air kotor atau comberan.
1. Rumput mengering
Nawar (35), warga Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel, mengatakan jika lebih dari sebulan ini Ia kesulitan mendapatkan air bersih. Dia menyebut, di tempatnya merupakan daerah langganan kekeringan setiap kemarau melanda.
Dalam kondisi eksrem seperti ini, Ia terpaksa memberi makan sapi miliknya dengan rumput kering. Karena keterbatasan ekonomi, Nawar tak mampu untuk membeli pakan yang cukup menguras kantong. Untuk satu ekor sapi saja, Ia dituntut harus menyediakan uang sekitar Rp30 ribu sehari. Sementara kondisi ekstrem ini diprediksi bakal terjadi hingga beberapa bulan kedepan.
"Ya mau bagaimana lagi. Sebenarnya ya bisa kalau mau beli, tapi Harganya mahal. Itupun hanya cukup untuk sehari," kata Nawar, dikutip IDN Times, Rabu (9/8/2023).
Baca Juga: Warga di 22 Desa Bondowoso Butuh Bantuan Air Bersih
2. Terpaksa beri minum air kotor
Dalam kondisi serupa, Ripin, warga lainnya, juga terpaksa memberi pakan ternaknya dengan rumput kering. Mirisnya, Ia bahkan harus menampung air kotor untuk stok minum ternak sapi miliknya. Tak jarang, sapi-sapi miliknya mengalami mencret akibat diare.
Meskipun kasihan, namun Ripin tak mampu berbuat banyak dengan kondisi saat ini. Sementara untuk beberapa galon bantuan air yang Ia terima, hanya cukup digunakan keperluan minum keluarganya. Ia berharap, bantuan air bersih bisa datang setiap hari.
"Ya mungkin akibat diminumi air kotor itu. Tapi ya mau gimana lagi. Karena memang kondisinya seperti ini disini," ujar Ripin.
3. Pasokan air bersih kurang
Menurut keterangan BPBD setempat, sedikitnya ada 10 kecamatan di Bondowoso yang dikategorikan rawan kekeringan saat musim kemarau. Adapun kerawanan tersebut ada di Kecamatan Maesan, Pujer, Tegalsari, Tegalampel, Grujugan, Pakem, Prajekan, Klabang, Wringin, dan Kecamatan Batalingo. Dari 10 Kecamatan tersebut, tercatat ada 22 desa yang saat ini mengalami kondisi kekeringan. Mulai dari kategori ringan hingga ekstrem.
Yuliono Triandana, Kepala BPBD Bondowoso mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya untuk menanggulangi krisis air bersih di sejumlah daerah yang terdampak. Kekeringan ini menurut Yuliono sudah terjadi sejak bulan Juli lalu.
Bantuan air bersih juga sudah diterjunkan setiap waktu secara bergantian. Warga juga diberikan jirigen untuk menampung air bersih. Bantuan air bersih dari Pemprov Jatim pun juga sudah disalurkan. Namun, warga masih saja kekurangan air bersih untuk keperluan hingga bencana kekeringan ini terlewati.
"Dari BPBD langkah-langkah yang kita laksanakan dalam mengatasi kekeringan dalam jangka pendeknya melakukan droping air di 10 kecamatan dan 22 desa itu. Kita sudah mulai melaksanakannya mulai bulan Juli kemarin," kata Yuliono.
Baca Juga: Bencana Kekeringan, Warga Situbondo Krisis Air Bersih
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.