Musim Hujan Saatnya Berburu Jamur Trucuk di Lembah Raung Banyuwangi

Rasanya nikmat, apalagi digoreng 

Banyuwangi, IDN Times - Musim penghujan tidak selalu mendatangkan malapetaka, terkadang hujan juga memberikan berkah tersendiri bagi alam dan segelintir orang. Ya, bagi masyarakat Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, musim hujan merupakan saat terbaik untuk berburu harta karun di hutan lembah Gunung Raung. Di musim ini banyak sekali ditemukan jamur Trucuk yang bisa dimakan. 

1. Tumbuh subur di bulan Januari-Februari, susah-susah gampang untuk menemukan jamur Trucuk

Musim Hujan Saatnya Berburu Jamur Trucuk di Lembah Raung BanyuwangiHutan lembah Raung di Desa Jambewangi, Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Pada rentang Januari - Februari, jamur trucuk biasa mekar dengan subur di bawah pepohonan besar yang ada di hutan Gunung Raung. Saat itulah, tiba saatnya warga tepian hutan sekitar ramai-ramai berburu jamur Trucuk. Apabila beruntung, sekali berburu seharian bisa saja mendapatkan jamur Trucuk liar ini hingga 20 kilogram. 

Namun untuk menemukan lokasi tumbuhnya jamur trucuk liar ini terbilang susah-susah gampang. Tak semua tempat lembab di bawah pohon bisa ditumbuhi. Intensitas sinar matahari juga memiliki peran penting untuk lokasi tumbuhnya jamur ini. 

"Tidak semua di bawah pohon ada. Biasanya tumbuh di tempat-tempat yang kurang sinar matahari. Tidak ada jaminan juga," kata Didik Suryadi (27), pemuda Desa Jambewangi, Senin (27/2/2023).

Baca Juga: Cara Membuat Tofu Tumis Ayam Jamur, Minim Minyak dan Lebih Sehat

2. Rasanya bikin setiap orang ketagihan, nagih banget malahan!

Musim Hujan Saatnya Berburu Jamur Trucuk di Lembah Raung BanyuwangiJamur trucuk liar di Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Didik mengaku, perburuan jamur Trucuk ini biasa dilakukannya disela-sela aktivitasnya merumput untuk pakan ternak miliknya. Menurutnya, ada spot-spot yang sudah menjadi incarannya setiap musim penghujan tiba. Dalam sekali berburu, Didik bisa mendapatkan sekantong plastik jamur trucuk. Pernah juga, dia sampai mendapatkan hingga 15 kilogram.

"Gak mesti juga sih, kadang cuman dapat sedikit. Ya cukup lah untuk lauk makan. Kalau banyak biasanya dibagi sama teman-teman," kata Didik. 

Menurutnya, rasa jamur Trucuk ini lebih nikmat daripada jamur tiram yang biasanya dibudidayakan. Hanya digoreng saja, jamur Trucuk memiliki rasa yang lebih gurih. Rasanya hampir mirip dengan jamur Barat. Tekstur jamur Trucuk ini juga sedikit lebih alot jika dibandingkan dengan jamur budidaya. Namun, inilah yang menjadikan kenikmatan saat memakannya. 

3. Tumbuhnya musiman, pantesan mahal kalau dijual!

Musim Hujan Saatnya Berburu Jamur Trucuk di Lembah Raung BanyuwangiJamur trucuk yang tumbuh dibawah rimbun daun pintu yang rontok. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Ternyata, jamur Trucuk ini juga laris manis di pasaran. Bahkan, harganya terbilang cukup mewah untuk seukuran kantong warga pedesaan. Di pasar setempat, jamur trucuk ini biasa dibanderol seharga Rp45 ribu hingga Rp75 ribu per kilogramnya. Harga ini terbilang wajar karena mencarinya cukup sulit.

Kendati harganya mahal, Didik mengaku enggan untuk menjualnya. Dia terlalu sayang untuk melepaskan kenikmatan jamur trucuk yang hanya bisa tumbuh musiman itu. Selain itu, jamur Trucuk ini juga dipercaya memiliki segudang manfaat. 

"Nggak dijual, dimakan sendiri. Mencarinya susah karena hanya ada di musim hujan antara Januari-Februari saja. Selain itu jamur ini gurih meski tanpa garam. Protein dan zat besinya juga tinggi, bagus untuk dikonsumsi," ungkap Didik.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Jamur Tiram Putih yang Jarang Orang Tahu 

Agung Sedana Photo Community Writer Agung Sedana

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya