Kursi Pelontar Pesawat Super Tucano Gak Dipakai oleh Para Korban

Diduga korban tidak sempat menarik kursi lontar

Malang, IDN Times - Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Agung Sasongkojati terus memberikan update terkait kelanjutan penanganan kecelakaan 2 pesawat EMB-314 Super Tucano milik TNI AU Lanud Abdulrahman Saleh Malang yang jatuh di Gunung Kundi Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Ia menjawab banyak spekulasi masyarakat terkait penyebab kecelakaan yang menewaskan 4 perwira menengah TNI AU ini.

Proses evakuasi bangkai pesawat juga masih terus dilakukan di Gunung Kundi. Sementara jantung pesawat berupa VDR (Video Data Recorder) atau NCDC (Network Centric Data Cartridge) telah diterbangkan ke Brazil untuk dibaca di pabrikan Embraer.

1. TNI AU mengkonfirmasi jika kursi pelontar berfungsi normal, tapi tidak dipergunakan para pilot

Kursi Pelontar Pesawat Super Tucano Gak Dipakai oleh Para KorbanBangkai pesawat TNI AU yang jatuh di Pasuruan. (IDN Times/istimewa)

Agung mengkonfirmasikan jika tidak ada masalah pada mesin dan fungsi pesawat. Ia menegaskan jika kursi lontar pesawat tempur ini juga masih berfungsi normal. Tapi keempat pilot tidak menggunakan fungsi ini.

"Kursi lontar berfungsi, tapi tidak dipakai. Diduga mereka sudah keburu menabrak, jadi tidak sempat dia pakai," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (23/11/2023).

Ia juga menjelaskan jika kursi lontar pesawat tempur tidak berfungsi otomatis. Harus ditarik terlebih dulu oleh pilot sebelum pesawat hancur.

Baca Juga: Terkendala Cuaca dan Medan, Puing Super Tucano Diangkut Tenaga Manusia

2. TNI AU menduga kecelakaan karena cuaca buruk sehingga pesawat menabrak gunung sebelum sempat menarik kursi lontar

Kursi Pelontar Pesawat Super Tucano Gak Dipakai oleh Para KorbanKepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Agung Sasongkojati. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Agung melanjutkan jika dugaan awal kecelakaan masih pada cuaca buruk. Ia menduga jika cuaca buruk berupa awan tebal menutupi jarak pandang para pilot. Sehingga pesawat menabrak gunung karena tidak mengetahui dibalik awan terdapat lereng gunung yang tinggi.

"Terus sekarang detilnya menabrak gunung seperti apa belum tahu, harus dianalisa. Tapi yang jelas fase evakuasi ini yang memang terhalang oleh cuaca yang hujan terus di Pasuruan," ujarnya.

Dinas Meteorologi TNI AU kini juga ikut dikerahkan untuk melakukan analisa penyebab kecelakaan. Pasalnya faktor cuaca yang saat ini menjadi dugaan terkuat penyebab kecelakaan. Sehingga diperiksa kemungkinan ketebalan awan, arah angin, hingga kecepatan angin.

3. TNI AU tidak akan memeriksa VDR/NCDC dari 2 pesawat yang selamat

Kursi Pelontar Pesawat Super Tucano Gak Dipakai oleh Para KorbanVDR/NCDC pada pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan. (Dok. TNI AU)

Selain 2 pesawat yang mengalami kecelakaan, ada 2 pesawat yang berangkat pada waktu yang sama dan kembali dengan selamat ke Lanud Abdulrahman Saleh Malang. Namun, Agung mengatakan jika pihaknya hanya akan menggunakan VDR/NCDC dari pesawat yang mengalami kecelakaan saja untuk diperiksa.

"Pokoknya yang selamat tidak diselidiki. Yang diselidiki adalah pesawat yang kecelakaan itu untuk bisa dibaca video audionya," ujarnya.

Tidak hanya itu, TNI AU juga akan memeriksa bagian perawatan pesawat untuk mendapatkan data-data lebih detail. Kecelakaan ini diperlukan penyelidikan yang sangat-sangat detail, oleh karena itu ia memastikan penyelidikan akan berjalan cukup lama.

"Karena yang diselidiki bukan hanya pesawatnya saja, orang bagian perawatannya ditanya gimana, bagian penerbangan gimana, bagian pelayanannya, air traffic controller, kemudian meteorologinya, baru kemudian kesimpulannya. Jadi ada beberapa kesimpulan digabungkan, terus ada kesimpulan yang bagus," pungkasnya.

Baca Juga: Pesawat Tempur Super Tucano Jatuh di Jatim, DPR: Ada SOP Dilanggar

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya