Mbok Yem Turun Gunung Lawu untuk Rayakan Lebaran

Sudah 3 lebaran mbok Yem turun gunung dengan cara ditandu

Intinya Sih...

  • Mbok Yem, pemilik warung legendaris di Gunung Lawu, turun gunung untuk merayakan Lebaran bersama keluarganya.
  • Usianya yang sudah 81 tahun membuatnya harus ditandu turun gunung oleh dua orang selama 3 jam.
  • Mbok Yem akan kembali ke warungnya setelah Lebaran jika kondisinya fit, menjadi inspirasi bagi para pendaki dan pengunjung warungnya.

Magetan, IDN Times - Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu, kembali turun gunung untuk merayakan Lebaran bersama keluarganya. Tahun ini, usianya yang sudah 81 tahun mengharuskannya ditandu turun gunung.

Mbok Yem memulai turun gunung pada Sabtu (6/4/2024) pagi. Diusung oleh dua orang, ia membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai Basecamp Pos Cemoro Sewu.

1. Karena usia, sudah 3 kali lebaran mbok Yem turun gunung dengan cara ditandu

Mbok Yem Turun Gunung Lawu untuk Rayakan LebaranMoment mbok Yem pemilik warung tertinggi turun gunung Lawu dengan cara ditandu untuk merayakan lebaran di kampung. IDM Times/ Riyanto

Keluarga Mbok Yem sudah menunggunya dengan mobil untuk diantar ke kampung halamannya di Dusun Bedagung Desa Gonggang Kecamatan Poncol.

"Saya tadi turun dari atas sekitar jam 7 pagi. Setiap malam 27 Ramadhan, saya turun harus ditandu. Sudah tidak kuat berjalan kaki, sudah tua," kata Mbok Yem.

Sejak tiga lebaran terkahir, Mbok Yem turun gunung dengan cara ditandu. Ia mengaku akan kembali ke warungnya di kawasan sendang derajat Pos 5 Gunung Lawu setelah Lebaran jika kondisinya fit.

2. Setiap jelang lebaran Mbok Yem selalu turun gunung

Mbok Yem Turun Gunung Lawu untuk Rayakan LebaranMoment mbok Yem pemilik warung tertinggi turun gunung Lawu dengan cara ditandu untuk merayakan lebaran di kampung. IDM Times/ Riyanto

Maryono dan Jarwo, dua orang yang mengusung tandu Mbok Yem, mengatakan bahwa mereka sempat istirahat empat kali selama perjalanan. Medan yang terjal dan berbahaya membuat mereka harus berhati-hati. 

Maryono juga mengatakan bahwa Mbok Yem sudah 5 tahun ini hanya pulang setahun sekali karena usianya yang sudah lansia.

"Mbok Yem sebelumnya memang sering turun gunung ya, setahun bisa tiga kali lebih. Tapi, karena Mbok Yem sudah sepuh ya sekarang tinggal setahun sekali saja pas waktu mau lebaran begini," kata Maryono.

3. Jadi rebutan selfie

Mbok Yem Turun Gunung Lawu untuk Rayakan LebaranMoment mbok Yem diserbu fansnya untuk berfoto bersama. IDN Times/ Riyanto

Moment mbok Yem turun gunung untuk merayakan lebaran di kampung halaman ini tidak hanya ditunggu oleh keluarga dan kerabat, tapi juga oleh para pendaki yang mengenalnya. Salah satunya, keluarga Muklas asal Majalengka yang sengaja berkemah di Cemorosewu untuk menunggu momen ini dan akhirnya bisa ketemu. 

"Seneng banget saya akhirnya bisa ketemu mbok Yem. Ini moment yang langka tadi saya minta agar bisa foto bersama. Mudahan mbok Yem sehat selalu agar tetap ada untuk para pendaki," terangnya.

Bagi banyak orang, Mbok Yem adalah sosok inspiratif dan penuh semangat. Kisah Mbok Yem menjadi bukti bahwa usia tidak menjadi halangan untuk berkumpul bersama keluarga di momen spesial.

Mbok Yem sudah berjualan di warungnya di puncak Gunung Lawu selama lebih dari 30 tahun. Warungnya menjadi tempat peristirahatan dan berlindung bagi para pendaki yang mendaki Gunung Lawu.

Mbok Yem dikenal dengan keramahan dan kehangatannya kepada para pendaki. Ia sering memberikan nasihat dan motivasi kepada para pendaki yang kelelahan dan putus asa.

Kisah Mbok Yem dan warungnya yang legendaris telah menginspirasi banyak orang. Ia telah menjadi simbol kegigihan, semangat, dan kehangatan di tengah dinginnya puncak Gunung Lawu.

Baca Juga: Warung Mbok Yem di Puncak Lawu Tak Tersentuh Api

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya