Kisah Joki Skripsi Insaf, Sadar Setelah Uang Habis untuk Berobat

Karma itu ada ya guys...

Permasalahan joki di bidang akademik sedang marak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Di media sosial X, pemilik akun @abigailimuriaa menyuarakan keresahannya terhadap fenomena joki dalam dunia akademik yang telah dianggap lumrah oleh sebagian mahasiswa. Pada video tersebut, Abigail dengan tegas mengkritisi bentuk kecurangan yang dilakukan oleh beberapa di civitas akademik. Bahkan, Abigail menyorot pelaku yang masih mempertanyakan bahwa joki merupakan tindakan yang salah atau bukan.

Apa yang dikatakan Abigail ternyata sesuai dengan temuan IDN Times di lapangan. Praktik ini diakui oleh para joki makin subur. Tanpa memberikan penawaran, para mahasiswa yang kesulitan menggarap tugas atau skripsi akan datang kepada para joki untuk meminta pertolongan. 

Namun, tak semua joki menikmati pekerjaannya. Solih, bukan nama sebenarnya, seorang joki justru memilih insaf. Ia mengaku tak tenang ketika membantu para mahasiswa berbuat curang.

1. Bermula dari iseng, Solih ketagihan jadi joki tugas

Kisah Joki Skripsi Insaf, Sadar Setelah Uang Habis untuk Berobatilustrasi mahasiswa sedang belajar. https://pixabay.com/users/stocksnap-894430/

Solih mengaku bahwa mulanya ia hanya iseng membantu temannya yang sedang kesulitan mengerjakan tugas. Hingga lambat laun, temannya terus meminta bantuan kepada Solih yang kemudian pada akhirnya menetapkan tarif dengan skala yang lebih luas lagi.

Solih lalu mengajak teman-temannya yang berasal dari beda Program Studi (Prodi) untuk menggarap proyek ini. “Untuk awal-awal individu. Tapi setelah mencoba memperluas jangkauan keilmuan atau prodi. Akhirnya aku narik temen-temen dari prodi lain, misal ada tugas jokian dari anak akuntansi aku cari teman yang dari akuntansi buat bantu ngerjain. Misal perlu joki buat aplikasi aku cari teman yang pandai dari anak IT,” ujar Solih, Selasa (30/7/2024). Sementara untuk pembagian biaya yang diterima, dia mendapatkan sebesar 30 persen dan temannya yang mengerjakan mendapat 70 persen dari seluruh total biaya per tugas.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Joki Skripsi di Kota Malang

2. Dari sekadar tugas, Solih mulai merambah menggarap skripsi orang

Kisah Joki Skripsi Insaf, Sadar Setelah Uang Habis untuk Berobatilustrasi mengerjakan tugas. https://pixabay.com/users/startupstockphotos-690514/

Dari mulanya hanya menerima jasa pengerjaan tugas kuliah, Solih perlahan berani menawarkan jasa penggarapan skripsi. Hal itu ia lakukan saat masih duduk tahun kedua kuliah. Selain curang, apa yang dilakukan Solih juga cukup janggal. Maklum, ia sendiri belum pernah menggarap skripsi. Kala itu, ia mengambil topik dari skripsi yang sudah ada. Yang ia lakukan hanya membuat perbedaan satu variabel. Cara lain adalah mengubah lokasi penelitian. Untuk mengeksekusi tugas tersebut, ia menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent untuk parafrase.

Makin lama, jumlah mahasiswa yang mempercayakan skripsi kepadanya kian bertambah. Ia bahkan pernah mengerjakan 3 joki skripsi sekaligus. Duit yang terkumpul kala itu sekitar Rp14 juta. Solih sendiri memasang tarif satu skripsi mulai Rp4 hingga Rp5 juta.

Mengantongi penghasilan Rp14 juta tentu bukan hal yang biasa baginya. Ia pun kemudian mulai merencanakan untuk membeli berbagai barang yang lama ia inginkan. Namun, apa mau dikata, belum sempat barang terbeli, Solih jatuh sakit. Uangnya pun habis terpakai untuk berobat.

“Setelah sembuh tak pikir-pikir lagi kenapa ya kok tiba-tiba sakit. Padahal aku ngerasa aku sangat care sama kesehatanku. Setelah beberapa minggu aku cerita sama teman-teman, orangtua, guru, sama dosen. Salah satu yang mungkin terjadi adalah ada sesuatu yang mungkin kurang barokah yang aku lakuin selama ini,” ujarnya. ''Itu satu momen yang akhirnya membuat aku sadar ternyata kegiatan joki skripsi barokahnya kurang.''

3. Sadar praktiknya ilegal, Solih kini hanya buka jasa pengolahan data dan penelitian

Kisah Joki Skripsi Insaf, Sadar Setelah Uang Habis untuk Berobatilustrasi sedang ujian. https://pixabay.com/users/f1digitals-1568321/

Setelah insaf, Solih kini membatasi jasa layanannya. Ia hanya menerima pengerjaan tugas seperti resume, artikel, ulasan materi, tugas-tugas, skripsi. Kemudian juga menerima jasa pencarian dan pengolahan data penelitian. Sementara untuk pengerjaan skripsi, dia hanya membantu untuk pembuatan kuesioner, pencarian data dan pengolahan data. Untuk saat ini, honor yang diterima berkisar Rp600 ribu hingga Rp1 juta per bulannya, namun dapat mencapai Rp 1,5 juta kalau sedang ramai-ramainya.

Untuk mempromosikan jasanya, Solih mengatakan tak punya cara khusus, hanya dari mulut ke mulut. “Iya beberapa ada yang save WA ku, dan ketika dia ada tugas dan nggak ada waktu biasanya WA aku. Terus promosiku biasanya itu, kan ada satu orang punya tugas matkul (mata kuliah) sambil ngerjain tugasnya dia aku pesen ke dia. Siapa tau temenmu ada tugas ini juga. Sekalian sini, jadi bisa langsung banyak pekerjaan,” ujar Solih menutup perbincangan. 

Baca Juga: Joki Skripsi di Banyuwangi, Ada yang Ngaku 'Bermitra' dengan Dosen

Myesha Fatina Rachman Photo Community Writer Myesha Fatina Rachman

when life is like a lemon, just make a lemonade

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya