Ibu-ibu di Banyuwangi Belajar Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan

Jumlah pengusaha mikro di Banyuwangi sebanyak 269 ribu

Banyuwangi, IDN Times - Ibu-ibu rumah tangga di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi tampak sibuk membuat potongan lembaran koran digulung seperti pipa-pipa kecil. Satu-per satu potongan itu dijadikan bahan pembuatan kap lampu. Sisa-sisa kemasan saset berbahan plastik juga dianyam untuk dibuat menjadi tas, dompet hingga gantungan kunci.

Kap lampu dari bahan koran disusun dengan tumpukan pipa kertas yang disatukan dengan lem bakar. Bentuk kap sendiri disusun sesuai ide kreatif hingga dicat untuk mempercantik tampilan. Pelatihan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Banyuwangi, tersebut diberikan kepada masyarakat untuk menumbuhkan wirausahawan baru.

1. Peluang usaha kerajinan berbahan sampah masih diminati

Ibu-ibu di Banyuwangi Belajar Ubah Sampah Plastik Jadi KerajinanIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Pelatih kerajinan, Sumiyati, yang diminta untuk memberikan materi pelatihan mengatakan, saat ini pasar kerajinan berbahan daur ulang sampah plastik maupun koran masih tinggi. Sumiyati sendiri sudah rutin membuat kerajinan berbahan sampah plastik dan koran sejak 2014.

Saat ini karya Sumiyati sudah mencapai 200 jenis dengan harga mulai belasan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

"Pelatihan kali ini kami ajarkan kerajianan kap lampu dari koran, dompet dari kemasan kopi, tas koran, dan gantungan kunci dari limbah plastik perca. Pasarnya masih menjanjikan, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Malang," kata Sumiyati di Desa Kemiren, Kamis (17/10).

Sumiyati sendiri siap membantu pemasaran produk para peserta melalui jaringan pasar unit usaha kerajinan miliknya.

"Saya akan pantau sejauh mana kreativitas peserta hari ini. Peluang besar bagi peserta aktif saya tarik sebagai partner," katanya.

2. Jumlah pengusaha mikro meningkat 12 persen

Ibu-ibu di Banyuwangi Belajar Ubah Sampah Plastik Jadi KerajinanIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kasie Pemberdayaan Usaha Mikro, Diskop Usaha Mikro Banyuwangi, Budi Pringgo Cahyono mengatakan, pelatihan kerajinan merupakan salah satu keinginan masyarakat Kemiren sendiri yang diajukan melalui program Musrenbangdes.

"Jadi ini sifatnya dari bawah ke atas, sesuai apa yang diinginkan masyarakat, kami memfasilitasi. Kami hadirkan pelatih yang sudah berpengalaman, sekaligus saya target pelatihnya bisa membantu pemasaran produknya," kata Budi.

Hingga bulan Oktober 2019, Diskop Usaha Mikro telah memberikan pelatihan ke 75 desa yang tersebar se-Kabupaten Banyuwangi dengan peserta masing-masing desa antara 25-30 orang. Bila dijumlah, sudah ada 1800 hingga 2000 orang yang belajar untuk menjadi wirausa baru.

"Siapapun bisa mendapatkan pelatihan ini melalui Musrenbang, tapi giliran. Mulai dari pelatihan membuat batik, bordir jahit, aneka olahan makanan, dan aneka kerajinan sesuai potensi di desanya," ujarnya.

Budi melanjutkan, saat ini jumlah pengusaha mikro di Kabupaten Banyuwangi tercatat sebanyak 269 ribu dengan modal kurang dari Rp50 juta, mulai bidang jasa dan produksi. Jumlah tersebut mengalami peningkatan hingga 12 persen di tahun 2018, seiring pelatihan yang digelar.

"Kami mengutamakan skill , nanti untuk permodalam kami dorong pemerintah desa, bisa lewat Bumdes. Dari pengamatan kami, Rata-rata yang dilatih 85 persen lanjut berwirausaha," katanya.

Baca Juga: Cara Unik Desa Gintangan Banyuwangi Promosikan Kerajinan Bambunya  

3. Bahan baku melalui bank sampah

Ibu-ibu di Banyuwangi Belajar Ubah Sampah Plastik Jadi KerajinanIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sementara itu, PJ Kepala Desa Kemiren Eko Suwilin Adiyono mengatakan, Desa Kemiren yang di-branding menjadi desa wisata adat suku Using memiliki banyak peluang untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Lewat pelatihan kerajinan ini, pihaknya berharap produknya bisa menjadi oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kemiren.

"Kami harapkan masyarakat lebih berinovasi menciptakan peluang-peluang aneka produk yang bisa diniagakan ketika menerima kunjungan tamu, seperti jajanan, aksesoris, kaos, tanaman hias, ataupun lainnya," kata Eko.

Peserta pelatihan sendiri merupakan warga Desa Kemiren yang memiliki minat membuat kerajinan, meski belum memiliki dasar kemampuan sekalipun. Desa Kemiren sendiri berkomitmen membuat bank sampah sebagai salah satu pendukung bahan baku kerajinan.

"Sebagian sampah yang sulit terurai akan dijadikan kerajinan oleh ibu-ibu. Jadi mereka terus ada kelanjutan aktivitas yang produktif selepas ini," ujarnya.

4. Mayoritas diikuti Ibu-ibu rumah tangga

Ibu-ibu di Banyuwangi Belajar Ubah Sampah Plastik Jadi KerajinanIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Selama pelatihan digelar, peserta yang tertarik mengikuti rata-rata dari kalangan Ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga dinilai memiliki waktu luang untuk membuat kerajinan tangan. Pelatihan ini, kata Desi, sangat berguna karena di Desa Kemiren bakal didirikan bank sampah, sehingga tidak khawatir kekurangan bahan baku.

"Ini pelatihannya dari kemarin, bikin kap lampu, gantungan kunci, tas, dari limbah plastik dan koran. Hitung-hitung bisa mengurangi volume sampah plastik sekaligus menambah niali jual," kata Desi Wirantika (27), salah satu peserta.

Baca Juga: Azwar Anas Beberkan Rencananya Usai Tak Jabat Bupati Banyuwangi

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya