Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional Banyuwangi

Sweping imunisasi difteri untuk capai target 95 persen

Banyuwangi, IDN Times - Unicef Perwakilan Indonesia menyisir pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kabupaten Banyuwangi. Mereka mencari anak-anak yang belum tuntas melakukan imunisasi difteri, Sabtu (22/12).

Baca Juga: Cek Harga Kebutuhan Pokok, Mendag Kunjungi Pasar di Banyuwangi

1. Memenuhi target minimal imunisasi 95 persen

Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Upaya ini dilakukan untuk mencegah tersebarnya virus difteri, sekaligus sosialisasi untuk mencapai imunisasi lengkap hingga 95 persen sebagai target minimal pemerintah.

Child Survival and Development Specialist Unicef, Armunanto, menjelaskan sweeping imunisasi difteri di pusat pembelanjaan dan pasar tradisional dilakukan agar bisa menjadi contoh upaya jemput bola bagi daerah lain.

"Ini dalam rangka memberi contoh ke kabupaten/kota lain untuk mencapai 95 persen agar kekebalan tubuh terbangun, bisa terkendali imunitasnya," kata Armunanto.

Menurutnya, Banyuwangi dipilih sebagai tempat karena sudah bisa memenuhi target imunisasi pemerintah minimal 95 persen dari total penduduk wajib imunisasi.

"Banyuwangi yang memiliki total sasaran riil 425.976 anak usia 1-19 tahun, sampai hari ini telah mampu menembus target 95,86 persen dari total target imunisasi difteri," jelasnya.

Tercapainya target minimal bisa memastikan Anak-anak aman dari ancaman serangan difteri karena kekebalan tubuh secara komunal telah terbentuk.

2. Blusukan di pasar

Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Upaya preventif terjun ke lapangan memberikan imunisasi menjadi perhatian Unicef yang konsen dalam isu perlindungan masa depan anak. Sejumlah Ibu-ibu yang sedang berbelanja dan membawa anak usia 1-19 tahun ditanya apakah sudah melakukan imunisasi difteri.

Untuk menyisir anak-anak yang belum lengkap imunisasi, Unicef menggandeng 18 mahasiswa dari Universitas Airlangga Surabaya dan Banyuwangi.

Para mahasiswa tampak mendatangi setiap orangtua yang bersama anaknya. Termasuk bila ada orangtua yang masih berusia di bawah 20 tahun akan ditanya apakah sudah mendapatkan vaksin difteri.

"Kalau orangtuanya masih tergolong usia wajib difteri ya harus mendapatkan imunisasi," katanya.

3. Jawa Timur capai 90,51 persen

Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Armunanto melanjutkan saat ini imunisasi difteri di Jawa Timur tahap ketiga mencapai 90,51 persen dari target 11 juta jiwa.

Angka capaian imunisasi difteri terendah ada di Kota Probolinggo dengan capaian 68,73 persen per tanggal 21 Desember 2018. Menyusul kemudian Kabupaten Situbondo dengan capaian 70,30 persen dan Pamekasan 76,34 persen.

"Di Probolinggo, salah strategi, yang disasar paling awal posyandu anak balita belum sekolah, sementara anak sekolah yang disasar belakangan. Sekarang banyak anak libur sekolah. Kalau di Situbondo masih belum tahu persis penyebabnya," terangnya.

4. Jawa Timur pernah KLB

Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional BanyuwangiIDN Times/Istimewa

Dia melanjutkan, di Jawa Timur pernah berada di status Kejadian Luar Biasa pada tahun 2017 karena terdapat kasus 16 jiwa meninggal terkena virus difteri.

"Itu tahun 2017, ada 16 yang meninggal. Itu di 21 kabupaten, yang meninggal kebanyakan di Kabupaten Madiun. Penyebab KLB adalah imunisasi rutin rendah, karena banyak imunisasi yang belum lengkap, sehingga anak lain belum terlindungi," paparnya.

5. Hasil sweeping imunisasi difteri di Banyuwangi mendapat belasan anak

Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Unicef bersama mahasiswa Unair sekaligus bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi berhasil menyisir belasan anak yang belum lengkap imunisasi difteri.

Armunanto mengatakan sebagian besar anak-anak yang belum dan langsung mau mendapatkan imunisasi di lokasi saat sweeping rata-rata berasal dari luar kota.

"Tadi dapat 13 anak di Roxy (salah satu pusat pembelanjaan). Mereka rata-rata orang dari luar yang berkunjung ke Banyuwangi, karena Banyuwangi sendiri sudah 95,86 persen capaiannya," terangnya.

6. Cara mahasiswa Unair sosialisasi

Cegah Difteri, Unicef Beri Imunisasi di Pasar Tradisional BanyuwangiIlustrasi/Healthmap.com

Pebriarti Riski Ramadani, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya bersama teman-temannya tampak aktif mencari anak-anak di pasar tradisional Banyuwangi. Saat ditanya dan diajak imunisasi, menurutnya beberapa ada yang tampak menjawab jujur ada juga tidak respons.

"Beberapa tadi sempat menemui yang tidak mau imunisasi. Ya mungkin karena dia datang kan tujuannya untuk belanja, bukan imunisasi. Tapi dari jawabannya, kelihatan ada yang jujur dan bohong," kata Pebri.

Saat di Pasar Tradisional Banyuwangi, Pebri berhasil mengajak satu pedagang perancangan bernama Nurul (27) agar anaknya mau imunisasi.

"Ini yang ketiga anak saya (Naufal Syahputra) dapat imunisasi difteri. Anak saya sekarang usianya 4 tahun. Menurut saya ya imunisasi ini penting untuk kekebalan tubuh anak saya dari virus difteri. Sosialisasi saya dapat dari posyandu dekat rumah," kata Nurul sambil menggendong anaknya usai diimunisasi.

Saat sweeping, Unicef bekerja sama dengan Pemda Banyuwangi sudah menyediakan mobil keliling dilengkapi dengan imunisasi difteri.

Baca Juga: Terbang Perdana, Citilink Perbarui Rute Kuala Lumpur - Banyuwangi 

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya