Buya Syafii Maarif Wafat, Muhammadiyah Jatim: Kami Sangat Kehilangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia, Jumat (27/5/2022) pukul 10.14 di Yogyakarta. Banyak pihak yang kehilangan Buya Syafii, termasuk warga Muhammadiyah Jatim.
Buya Syafii sendiri menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah dua periode yakni pada 1998-2000 dan pada 2000- 2005.
1. PW Muhammadiyah Jawa Timur Sangat Kehilangan
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim), Tamhid Mashudi menuturkan bahwa warga Muhammadiyah sangat kehilangan sosok Buya Syafii. Karena, Buya Syafi'i bukan hanya berkontribusi untuk Muhammadiyah tapi juga untuk bangsa Indonesia.
"Kami tentu sangat kehilangan Buya Syafii," ujar Tamhid saat dikonfirmasi IDN Times.
Baca Juga: [BREAKING] Sebelum Wafat, Buya Sempat Dirawat Karena Sesak Napas
2. Buya Syafii menjaga Muhammadiyah dari Partai Politik
Buya Syafii adalah sosok yang sangat humanis dan konsen terhadap isu kemanusiaan. Selama menjabat, Buya Syafii sangat menjaga Muhammadiyah dari Partai Politik.
"Jadi beliau menjaga betul bahwa Muhammadiyah itu tidak boleh bermain di politik, memang ketentuan Muhammadiyah adalah menjaga jarak kedekatan dengan semua partai politik," ungkapnya.
Meskipun, pada saat itu Buya Syafii menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah, sedangkan Amin Rais yang merupakan Ketua Partai Amanah Nasional (PAN) sedang mencalonkan diri sebagai presiden. Buya Syafii tetap menjaga kedekatan dengan semua partai politik.
"Buya Syafii tetap menjaga kedekatan dengan semua partai, buktinya saat Tanwir Muhammadiyah di Bali tahun 2003, itu menetapkan Muhammadiyah menjaga kedekatan dengan partai politik waktu itu Presiden Bu Mega," sebutnya.
3. Buya Syafii adalah sosok yang menjaga harmonisasi Indonesia
Buya Syafii merupakan sosok yang humanis dan tokoh bangsa yang menjaga harmoni kehidupan di Indonesia. Muhammadiyah sangat dijaga dari pengaruh radikalisme.
"Muhammadiyah juga membikin, Dahrul Ahdi Wah Syahada, Pancasila dan UUD 45 bagi Muhammadiyah sudah selesai, negeri ini berdasarkan Pancasila, itu dijaga betul oleh Buya Syafii," tutur Tahmid.
Buya juga membuat sekolah-sekolah dan rumah sakit Muhammadiyah di daerah-daerah minoritas muslim. Hal tersebut juga menunjukkan Muhammadiyah bagian negeri ini.
"Terus menjaga hetereoginitas di antara semua anak bangsa yang ada di negeri ini," pungkasnya.
Baca Juga: [BREAKING] Sosok Buya Syafii di Mata Azyumardi Azra: Pecinta Pancasila dan Islam Damai