Anies Ajak Anak Muda Jaga Demokrasi Agar Tidak Dibajak

Jangan sampai one man one vote one time

Surabaya, IDN Times - Desak Anies berlangsung hangat di gedung DBL Arena Surabaya, Jumat (9/2/2024). Anies Baswedan mengajak para peserta yang mayoritas Milenial dan Gen Z itu, untuk menjaga demokrasi Indonesia agar tidak dibajak.

Argumentasi itu awalnya untuk menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta yang mencurigai ada semacam keanehan ketika tiba-tiba banyak kepala daerah di Jawa Timur tiba-tiba mendukung paslon tertentu. "Apa pendapat mas Anies soal fenomena ini, terus kenapa mas Anies masih sibuk kampanye sana sini?" bunyi pertanyaan salah satu peserta yang dibacakan oleh host.

Anies kemudian menjelaskan, bahwa Indonesia sudah mengalami 5 kali pemilu sejak Reformasi 1998. Selama 5 kali pemilu tidak pernah ada percakapan soal netralitas kecuali menjelang pemilu 2024 sekarang ini. 

"Sekarang banyak yang bicara bagaimana kualitas demokrasi kita yang di ambang bahaya. Kenapa? Karena rasa takut mewarnai susana republik ini. Jika kita bicara demokrasi maka pilarnya adalah trust (kepercayaaan). Dalam sistem non demokrasi maka pilarnya adalah rasa takut," kata Anies. 

"Kalau ada rasa takut maka sebenarnya kita tidak berada dalam demokrasi. Kalau dalam demokrasi ada kepercayaan dan perasaan merdeka. Sekarang banyak yang takut, banyak yang tidak berani menyampaikan aspirasinya, bahkan banyak yang ikut dalam gerakan perubahan harus mengahdapi masalah," kata Anies yang disambut sorakan peserta. 

Menurut Anies, negara sedang tidak lagi menjaga prinsip dasar demokrasi. "Karena itulah maka kami, kita semua anda saya yang ingin perubahan berjuang lewat pemilu ini untuk menyelamatkan demokrasi kita," katanya.

Anies lantas menyinggung soal salah satu kubu paslon lain yang menyatakan angkanya (survei) lebih tinggi, belum tentu menjadi pemenang.

"Jangan pernah mendahului takdir Allah. Kita belum tahu. Jangan pernah meremehkan aspirasi rakyat. Bila sekarang dikatakan sudahlah cukup satu putaran yang ditentukan menang si A, biar biayanya murah, ingat rakyat bisa membalas pernyataan itu," katanya.

Menurut Anies letak bahayanya demokrasi adalah saat dimana suara rakyat dihilangkan. Demokrasi yang sebagian makna disebutkan one man one vote. Tapi kemudian ada istilah one man one vote one time.

"Yang bahaya one man one vote one time. Habis itu hilang (satu orang satu suara sesudah itu tidak ada suara lagi yang didedengar). Ada banyak tempat yang sudah merasakan, dari demokrasi mundur jadi tidak demokrasi," kata Anies.

Anies kemudian mengajak para anak muda untuk menjaga demokrasi.

"Ayo kita tunjukkan pada sejarah anak-anak muda indonesia tidak membiarkan demokrasi kita diambil alih. Tidak membiarkan demokrasi kita dibajak, dan tidak membiarkan kekuasaaan yang menjaga ketimpangan berkuasa di negeri ini," katanya.

Baca Juga: Desak Anies di Surabaya Overload, Panitia Tutup Pintu DBL

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya