JK Sebut 'Sontoloyo' dan 'Genderuwo' Bagian dari Kampanye Negatif

Mbok yang santun dikit gitu loh, Pak

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa ungkapan 'sontoloyo' dan  'genderuwo' yang kerap digunakan untuk menyindir lawan politik termasuk dalam kategori kampanye negatif. Dia meminta agar para kandidat dan timnya lebih bijak dalam menggunakan istilah.

1. Sontoloyo dan Genderuwo termasuk kampanye negatif

JK Sebut 'Sontoloyo' dan 'Genderuwo' Bagian dari Kampanye NegatifDok. IDN Times/TKN Jokowi-Ma'ruf Amin

JK, begitu Kalla biasa disapa, mengatakan ada tiga jenis kampanye yang sering digunakan dalam Pemilu, yakni kampanye positif, kampanye negatif dan kampanye hitam. Penggunaan kampanye negatif tersebut, menurut JK, wajar dilakukan dalam kampanye Pemilu. 

"Itu, yang saling buka itu, kampanye negatif namanya. 'You' salah, kita ungkap 'you' punya kesalahan. Oleh karena itu, jangan berbuat salah, salah bicara, salah bertindak, salah apa, macam-macam," kata Wapres JK kepada wartawan di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (13/11). 

Baca Juga: Jokowi Sebut Politisi Genderuwo, Fadli Zon Balas dengan Puisi

2. Makna istilah politikus sontoloyo dan genderuwo

JK Sebut 'Sontoloyo' dan 'Genderuwo' Bagian dari Kampanye NegatifTwitter/@KSPgoid

Istilah politikus sontoloyo dan politikus genderuwo diungkapkan oleh calon presiden petahana Joko 'Jokowi' Widodo dalam beberapa kali kesempatan kampanye. Politikus sontoloyo, menurut Jokowi, merujuk pada sikap politik yang menyebarkan kebencian untuk memecah belah persatuan rakyat. 

"Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo," kata Presiden usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia Convenction Exhibition, Tangerang pada Rabu (24/10). 

Sementara ungkapan politik genderuwo, menurut Jokowi, merupakan sikap politik yang bertujuan untuk menimbulkan rasa takut di kalangan masyarakat. 

"Yang kita butuhkan adalah narasi dan suasana kepemimpinan yang menumbuhkan keberanian, bukan narasi yang menakut-nakuti,  bukan politik 'gendruwo' yang menebarkan ketakutan,  anak muda kita pasti tidak akan takut dengan itu. Saya meyakini itu," kata Jokowi di ICE BSD Kota Tangerang, Minggu malam (11/11). 

3. Demokrat tanggapi ungkapan sontoloyo

JK Sebut 'Sontoloyo' dan 'Genderuwo' Bagian dari Kampanye NegatifIDN Times/Irfan Fathurohman

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menanggapi sindiran Jokowi yang menyebut "politisi sontoloyo". Menurutnya, calon presiden nomor urut 01 itu seharusnya menggunakan istilah yang baik di tengah masyarakat. 

Menurut Hinca, kritikan yang dilayangkan oleh beberapa politisi juga dianggapnya masih normal. Sehingga, tidak perlu dianggap berseberangan. 

Mendengar pernyataan Jokowi tentang 'politisi sontoloyo', Hinca pun mengatakan agar Jokowi bisa menggunakan istilah yang baik di tengah masyarakat. Karena baginya, kritikan para politisi tentang dana kelurahan juga masih terbilang normal. 

"Ada suatu kebijakan Anda kritisi, itu normal saja. Oleh karena itu, kritik itu harus dianggap sebagai vitamin lah. Tidak perlu misalnya dianggap menjadi terus berseberangan sekali. Jadi saya kira dalam alam demokrasi yang terbuka, kritik itu sangat baik," kata Hinca di Gedung DPR RI, Rabu (24/10). 

Baca Juga: Setelah Sontoloyo, Kini Jokowi Sindir Politikus 'Politik Genderuwo'

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya