356 Sapi di Lamongan Terserang Penyakit Kulit Mirip LSD

Disnakeswan belum bisa memastikan jenis penyakit apa

Lamongan, IDN Times - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kabupaten Lamongan hingga kini masih menunggu hasil uji sampel terhadap 356 ekor sapi yang mengalami penyakit mirip gejala lumpy skin disease atau LSD. Sampel ini telah diambil dan dikirim ke Laboratorium provinsi yang kantornya berada di Kabupaten Tuban.

1. Disnakeswan belum bisa memastikan jenis penyakitnya

356 Sapi di Lamongan Terserang Penyakit Kulit Mirip LSDKantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan. IDN Times/Imron

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, Rahendra mengatakan, penularan penyakit tersebut hampir ada di setiap desa di 18 kecamatan di wilayah Lamongan. Meski begitu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengupayakan pencegahan penularan dan pengobatan pada sapi yang terjangkit penyakit tersebut.

"Masih di uji dan hasilnya juga belum keluar jadi kami sendiri belum bisa memastikan apakah itu penyakit LSD atau penyakit kulit lainnya," kata Rahendra saat dihubungi IDN Times, Jumat (14/4/2023).

Baca Juga: 5 Swalayan Murah di Lamongan, Belanja Lebaran Yuk!

2. 2022 pernah ditemukan kasus yang sama tapi hasil pemeriksaan negatif

356 Sapi di Lamongan Terserang Penyakit Kulit Mirip LSDKantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan. IDN Times/Imron

Rahendra menyebut, di akhir tahun 2022 tepatnya pada bulan November lalu Disnakeswan Lamongan juga menemukan kasus yang sama pada hewan ternak sapi. Namun setelah di lakukan pemeriksaan laboratorium hasilnya justru penyakit lain dan tidak penyakit LSD.

"Ya mang ada 356 sapi milik peternak Lamongan yang terjangkit, tapi ini kan masih di periksa dan kasus ini juga pernah ada di akhir tahun lalu setelah di lab hasilnya pun negatif," jelas Rahendra.

3. Kasus ini meningkat saat musim panen

356 Sapi di Lamongan Terserang Penyakit Kulit Mirip LSDIlustrasi sapi. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Rahendra mengatakan, 356 sapi yang terjangkit penyakit kulit ini telah berlangsung sejak Januari hingga April 2023 ini. Jumlah kasusnya meningkatkan saat musim panen tiba. Dimana para peternak tidak sempat membersikan kandang sapi mereka dan membiarkan kotoran sapi berada tak jauh dari hewan peliharaan.

"Pas panen itu meningkatkan penyakit kulit ini, karena penyakit ini dibawa oleh gigitan nyamuk dan lalat. Tapi kita berharap semoga hasil pemeriksaan semuanya negatif," pungkasnya.

Baca Juga: Waspadai Titik Macet di Lamongan saat Mudik Lebaran 2023

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya