Sah Jadi Menteri Sosial, Ini Kiprah Tri Rismaharini

Sudah jadi ASN sejak muda

Surabaya, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo resmi menunjuk Tri Rismaharini sebagai menteri sosial, Selasa (22/10/20202). Risma menggantikan Juliari Batubara yang tersandung dugaan korupsi bansos.

"Saya kira kita tahu semuanya beliau adalah Wali Kota Surabaya. Dan saat ini Bu Tri Rismaharini akan kita berikan tanggung jawab untuk menjadi Menteri Sosial," ucap Jokowi saat mengumumkan reshuffle tersebut.

Perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surabaya ini memiliki segudang penghargaan atas kinerjanya selama 10 tahun mengabdi sebagai kepala daerah. Risma dikenal gemar "marah-marah" kepada para pegawai yang nakal. Ini membuatnya amat dicintai oleh warganya atas ketegasan dan ketulusan yang ditunjukkan. Segala sikap yang Risma peroleh saat ini adalah hasil dari kerja kerasnya saat meniti karir di dunia birokrasi.

1. Risma mengawali karirnya jadi ASN sejak muda

Sah Jadi Menteri Sosial, Ini Kiprah Tri RismahariniIDN Times/Fitria Madia

Risma tanpa pikir lama langsung memantapkan jalan hidupnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Ia sudah memulai karirnya sejak lulus sarjana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pada 1997, Risma menjabat sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) Kota Surabaya. 

Pilihan menjadi ASN ini diambil lantaran ayah Risma dulunya juga merupakan ASN. Menurut Risma, ASN merupakan profesi yang mudah meraih pahala dengan membantu masyarakat. Risma pun semakin serius dalam karirnya ini sehingga ia mengambil gelar S2 Manajemen Pembangunan Kota di ITS pada 2002.

Kinerja baik Risma melancarkan karirnya sebagai ASN di Pemkot Surabaya. Ia pernah menjajal berbagai jabatan seperti Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya (2001), Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001), Kepala Bagian Bina Pembangunan (2002), dan Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005).

2. Pernah menjabat dua kepala dinas

Sah Jadi Menteri Sosial, Ini Kiprah Tri RismahariniIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Di usianya yang ke 44 tahun, Risma akhirnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Di jabatan ini lah, karir Risma semakin gemilang. Ia bisa membuat Kota Surabaya yang dulunya gersang menjadi hijau. Ia pun menemukan obsesinya terhadap pepohonan dan taman. Di tangan Risma, kawasan hijau dan pedesterian pun perlahan-lahan dikembalikan pada fungsi sebenarnya.

Atas perubahannya yang signifikan terhadap pertamanan Kota Surabaya dan capaian lainnya, Risma pun diangkat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya, salah satu jabatan penting di Pemkot Surabaya. Wali Kota Surabaya kala itu, Bambang Bambang Dwi Hartono (dikenal sebagai Bambang DH) pun kepincut dengan kerja baik Risma dan mengajaknya maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya 2010.

3. Jadi Wali Kota Surabaya dua periode

Sah Jadi Menteri Sosial, Ini Kiprah Tri RismahariniWali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat meresmikan Pasar Burung dan Batu Akik eks lokalisasi Dolly pada Rabu (21/10/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya.

Ketika dilamar untuk mendampingi Bambang DH dalam Pilkada Kota Surabaya 2010, Risma sebenarnya ditempatkan menjadi Calon Wakil Wali Kota Surabaya. Kala itu, Bambang DH masih ingin menjadi wali kota kembali meski sudah menjabat selama 2 periode. Namun, gugatan yang dilayangkan Bambang DH ditolak dan ia tak bisa lagi menjadi wali kota. Akhirnya PDIP yang kala itu mengusung mereka menjadikan Risma sebagai Calon Wali Kota Surabaya, sementara Bambang DH jadi wakilnya.

Pasangan Risma-Bambang DH sebagai petahan pun memenangkan Pilkada Kota Surabaya 2010 dengan perolehan 358.187 suara atau 38,53 persen dari total suara keseluruhan. Namun pada 2013, Bambang DH mengundurkan diri dari jabatannya untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jatim. Jabatan Bambang DH pun digantikan oleh Whisnu Sakti Buana.

Di masa jabatan pertamanya inilah, imej Risma yang tegas dan tak sungkan-sungkan marah jika ada suatu kesalahan mulai dikenal. Apalagi dengan adanya tragedi acara bagi-bagi es krim gratis yang berujung pada rusaknya Taman Bungkul pada 2014. Kemarahan Risma karena tamannya rusak menjadi pembicaraan publik di tingkat nasional selama berhari-hari.

4. Sempat ingin jadi pengajar dan pedagang setelah lengser

Sah Jadi Menteri Sosial, Ini Kiprah Tri RismahariniWali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menggunakan hak pilihnya, Rabu (9/12/2020). IDN Times/Fitria Madia

Dengan imejnya di publik yang baik, PDIP pun kembali mengusung Risma sebagai Calon Wali Kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2015. Risma masih dipasangkan dengan wakilnya kala itu, Whisnu Sakti. Setelah berbagai drama yang dialami, Risma-Whisnu pun berhasil memenangkan Pilkada Surabaya tersebut dengan perolehan mutlak, 893.087 suara atau 86,34 persen. Risma pun dilantik menjadi Wali Kota Surabaya masa jabatan 2016-2021.

Di akhir masa jabatannya, Risma sempat mengatakan ia ingin menjadi pengajar, entah guru atau dosen. Ia juga ingin menjadi pedagang terutama kain karena mengoleksi kain adalah salah satu kegemaran Risma. Tapi ternyata takdir berkata lain, kini Risma harus terus melanjutkan kiprahnya di dunia politik sebagai Menteri Sosial RI.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya