Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPS

#GenZMemilih Ketua KPPS TPS 901 bagikan pengalamannya

Surabaya, IDN Times - Suasana Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) di Kecamatan Sukolilo, Kelurahan Keputih, Kota Surabaya kemarin, pada Rabu (14/2/2024) tampak tidak biasa. Warga binaan Liponsos yang terbiasa di barak, kemarin memenuhi halaman.

Untuk pertama kalinya, Liponsos Keputih menggelar Pemilu untuk 476 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan orang terlantar. Rumah bagi warga binaan Liponsos itu menyediakan dua Tempat Pemungutan Suara TPS, yaitu reguler dan khusus.

"TPS-nya dua. Reguler satu, khusus satu. Kemudian ada yang ikut di TPS luar. Karena kan ada kuota masing-masing TPS," ungkap Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Surabaya, Anna Fajriatin, saat ditemui IDN Times pada Rabu(13/2/2024).

Suksesnya Pemilu di TPS 54 dan 901 tidak lepas dari ketelatenan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang juga bekerja di Liponsos Keputih. Usai pemilihan umum (Pemilu) kemarin, Ketua KPPS TPS 901, Ulun Topan, berbagi soal kendala selama proses berlangsung.

1. Petugas KPPS TPS 54 dan 901 berasal dari karyawan Liponsos

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Sejak pagi, suasana Liponsos sudah ramai dengan orang lalu lalang. Dua ruangan yang dialih fungsikan sebagai TPS 54 dan 901 dipenuhi oleh petugas KPPS yang sedang mempersiapkan Pemilu bagi warga binaan Liponsos.

Ulun Topan, petugas rehabilitasi di Liponsos, sekaligus Ketua KPPS TPS 901 berkata jika masing-masing TPS terdiri dari 7 orang. Liponsos tidak mau mengambil resiko menggunakan orang luar sebagai petugas KPPS.

"Semua petugas KPPS dari 901 dan 54 dari Liponsos semua. Karena yang tahu klien, mohon maaf petugas kami di Liponsos Keputih. Kalau dari luar nanti malah susah. Nanti malah keluar (warga binaannya) pas selesai," jelas Topan diakhiri dengan tawa renyah.

Liponsos Keputih baru pertama kali menggelar Pemilu serentak. Topan mengaku jika ia dan petugas KPPS lain sempat kebingungan.

"Pertama kali di Liponsos Keputih," ucap Topan. Ia menambahkan, "Kalau meng-handle klien kami sudah tiap hari, yang agak susah memang ini pertama kali kami jadi petugas KPPS di loksus (lokasi khusus) juga. Jadi agak bingung tadi seperti apa? Kita harus koordinasi dengan siapa? Persetujuan ini seperti apa?"

Namun, keterlibatan Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS) dan Panita Pengawas Pemilu (Panwaslu) mempermudah Topan, serta rekan-rekannya. "Itu kami bingungnya di situ sih. Tapi alhamdulillah dari teman-teman Panwaslu, dari teman-teman PPS, kalau ada masalah tinggal telepon, nanti kita bantu," lanjut Ketua KPPS TPS 901 itu.

2. Panwaslu dan saksi sudah menyetujui pendampingan untuk ODGJ

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Selama proses Pemilu dilaksanakan, beberapa petugas dengan baju polo berwarna peach muda tampak cekatan membantu warga binaan Liponsos. Sistem khusus ini sudah disetujui oleh Panwas dan saksi yang hadir.

"Sudah. Ada Panwas. Ada bapak saksi juga. Tadi kita sudah sampaikan dari awal waktu pembukaan TPS tadi, bahwa di Liponsos Keputih ini banyak klien memang ODGJ. Jadi nanti kemungkinan banyak yang didampingi. Nanti kita akan buatkan surat pendampingan, ada di kejadian khusus," jawab Topan soal perizinan sistem khusus ini.

ODGJ yang melakukan Pemilu dalam kondisi sehat dan tidak membahayakan. Kadinsos Anna mengatakan, " Jadi gini, mereka kualifikasinya juga sudah tidak terlalu parah ya. Jadi yang parah memang tidak kita ikutkan. Karena memang ada ketentuannya seperti itu."

Warga binaan yang termasuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sudah melalui proses seleksi, berupa tes kesehatan sejak beberapa hari sebelum Pemilu.

"Kita sudah melakukan pemeriksaan ini setiap hari. Kita kan sudah bisa ya, (melihat) misalnya 3 hari yang lalu, dia kondisi drop, kan? Gak mungkin. Jadi kan memang ada pemeriksaan rutin juga ya. Karena tidak boleh membahayai atau melukai sekitar," tambahnya.

Baca Juga: Di Liponsos: Paslon 02 unggul di TPS 54, Paslon 03 Unggul di TPS 901 

3. Terbiasa meng-handle klien, petugas KPPS punya cara khusus untuk ajak DPT nyoblos

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Kepada wartawan, Topan berkata jika sudah terbiasa meng-handle klien. Selain itu, ia juga senang bisa terlibat dalam euforia pesta rakyat lima tahun sekali ini.

"Ini pertama kali memang di Liponsos Keputih," ungkapnya. Topan menambahkan, "Dari petugas karena kita sudah terbiasa dengan teman-teman kami, saudara-saudara kami di ODGJ sini nggeh (ya), kita arahkan."

Topan dan petugas lain punya cara khusus agar warga binaan mau menggunakan hak pilih mereka. Mulai dari pendekatan hingga menyiapkan snack dan makan usai melakukan pencoblosan.

"Ada yang gak mau, jadi ya kita bujuk. Ayo nanti setelah nyoblos, nanti ada kue, setelah itu makan. Seperti itu akhirnya ya ikut nyoblos," jelas Topan.

Selain petugas KPPS berseragam peach muda, beberapa karyawan Liponsos berkemeja putih juga dikerahkan. Salah satu karyawan ditugaskan mengantarkan 20 DPT dari barak ke TPS. Ada juga yang bertugas menemani mereka saat menunggu giliran registrasi dan memberikan kotak cokelat berisi kue setelah pencoblosan.

4. Antusias ODGJ yang dapat kesempatan memilih

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Topan mengakui jika tidak semua DPT paham tentang apa yang sedang mereka lakukan. Meski sudah dibantu, pertugas KPPS tidak bisa memastikan apakah warga binaan benar-benar paham siapa yang mereka pilih.

"Semangat, semangat," ucap Topan menggambarkan antusias warga binaan Liponsos saat Pemilu. Ia menambahkan, "Tapi ya gak tahu nyoblosnya benar atau gaknya. Kita juga gak paham."

Namun, antusias ODGJ saat melakukan pemilihan jadi sorotan rekan wartawan yang hadir. Beberapa sengaja tampil dengan pakaian terbaik mereka dan merias diri demi mengikuti Pemilu ini.

Bahkan Anna, Kadinsos Surabaya sempat menghampiri beberapa DPT perempuan dan bertanya siapa yang merias diri mereka. Walaupun tanpa senyuman, warga binaan cukup antusias ketika rekan wartawan memotret mereka di depan photobooth berbentuk hati merah bertuliskan, "PEMILU CINTA DAMAI."

"Saya sangat senang karena mereka dapat mencoblos. Gak semua pasien ODGJ kan gak tau. Memang ada yang masih total care, masih ald dibantu, diarahkan. Tapi tadi juga jenengan (anda) kan, banyak tahu, banyak yang ngerti. Ada yang bilang, hore aku iso milih (bisa milih) seperti itu. Jadi ya seneng lah pasti," cerita Topan mengingat jalannya Pemilu kemarin.

5. Suasana pemilu penuh kasih sayang di hari Valentine

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Dekorasi dominan merah mudah dan putih memenuhi TPS 901 dan 54. Gelar Pemilu di hari Kasih Sayang, petugas KPPS sengaja mengusung tema Valentine. Makna kasih sayang itu juga tercermin dari sikap petugas KPPS.

"Kita menyesuaikan, karena hari ini Hari Valentine. Dan temanya itu semua kan Pemilu Damai gitu ya. Penuh cinta, khususnya untuk Indonesia," ujar Anna.

Rumbai dan balon berwarna merah muda metalik membuat suasana TPS menjadi lebih ceria. Namun, gesture petugas KPPS dan karyawan Liponsos berhasil membuat hati para wartawan tergelitik.

Petugas berbaju peach muda menemani warga binaan saat melakukan pemilihan di bilik suara. Bahkan beberapa bilik sengaja dipindahkan agar memudahkan teman-teman disabilitas yang menggunakan kursi roda. 

Sementara itu, tanpa diminta, petugas akan menurunkan kotak suara agar para DPT bisa memasukkan surat suara mereka dengan mudah. Ditutup dengan aksi cekatan petugas lain yang mencelupkan jari pemilih ke dalam tinta dan menyekanya dengan tisu.

"Ada yang dengan kondisi kejiawan yang masih labil, kita arahkan seperti apa, cuma diam," pungkas Topan.

6. Mencoblos terlalu keras hingga hanya diam di bilik suara jadi kendala selama pemilu

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Beberapa kendala dan tingkah para DPT Topan ceritakan, menurutnya pengalaman itu sangat mengesankan. Terlebih karena bisa membantu teman-teman ODGJ menggunakan hak pilih mereka.

"Tadi banyak teman-teman kita, terutama yang ODGJ itu, dari nyoblosnya gak bisa, masukkan ke kotak suara juga gak bisa, cuma diam waktu posisi di bilik suara juga ada," ungkapnya.

Ulun Topan melanjutkan, "Sampai membuat gaduh, jadi nyoblosnya terlalu keras, gak tahu gimana nyoblos keras seperti itu. Jadi macam-macam."

Di tengah-tengah pencoblosan kemarin, ada salah satu pemilih yang tanpa sengaja membawa keluar paku dari bilik suara.

"Iya seperti itu. Jadi gak tau nyoblosnya seperti apa. Dikeraskan atau bolong semua. Kita juga gak tahu, wong (lagian) sempat seperti itu. Jadi ya coba nanti dilihat saja," ungkap Topan.

7. Ada 77 suara tidak sah di TPS 54, Sedangkan 8 suara tidak sah di TPS 901

Cerita Petugas Liponsos Keputih Alih Fungsi sebagai KPPSPemilu TPS 54 dan TPS 901 di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Perhitungan surat suara pemilihan calon presiden dan wakil presiden di TPS 901 dan TPS 54 dimulai sekitar pukul 14.30 WIB. Satu setengah jam kemudian, saksi di TPS masing-masing sudah bisa melihat hasil dari suara warga binaan Liponsos.

Rincian perolehan suara di TPS 54, yaitu pasangan Calon (Paslon) nomor 01 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar meriah 11 suara, lalu Paslon nomor 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka mendapat 39 suara, serta Paslon nomor 03 Ganjar Pranowo - Mahfud MD dengan 25 suara. Sedangkan ada 77 total suara tidak sah.

Di sisi lain, jumlah raihan suara di TPS 901, Paslon nomor 01 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dengan 14 suara, Paslon nomor 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebanyak 82 suara, sedangkan Paslon nomor 03 Ganjar Pranowo - Mahfud MD meraih 86 suara. Sementara itu, ada total 8 suara tidak sah.

Sebagai pilot project, Liponsos sukses menggelar Pemilu cinta damai dan tertib. Namun, jumlah suara tidak sah tentu menjadi sorotan dan pertanyaan soal hak pilih ODGJ. Di sisi lain, Anna, Kadinsos Surabaya menegaskan jika para pemilih sempat mengikuti sosialisasi dan menyaksikan debat.

"Kemarin juga ikut kok nonton debat. Saya ikutkan sosialisasi KPU. Jadi kami ikutkan gitu," tutup Anna. 

Baca Juga: 476 ODGJ dan Orang Terlantar Gunakan Hak Pilih di Liponsos Keputih

Aulia Supintou Photo Community Writer Aulia Supintou

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya