Kampanyekan Kurangi Sampah, Banyuwangi Buat Festival Creative Recycled

Festival yang menarik demi kurangi penggunaan sampah plastik

Banyuwangi, IDN Times - Kabupaten Banyuwangi menggelar kampanye pengurangan sampah plastik dengan cara yang menarik. Ratusan siswa dilibatkan untuk berpikir secara kreatif dan diedukasi bagaimana memanfaatkan sekaligus mengurangi sampah di lingkungan mereka melalui event Festival Creative Recycled. Untuk mengedukasi ratusan siswa tersebut, artis Dik Doank turut dihadirkan pada event itu.

Sebanyak 300 siswa SD-SMP berkumpul di RTH Sayu Wiwit mengikuti Festival Daur Ulang Kreatif, Selasa (16/7/2019). Mereka berlomba mengolah sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat, mulai koran bekas menjadi tas belanja, botol plastik bekas minuman menjadi vas bunga, hingga sedotan bekas yang didaur ulang menjadi bunga-bunga cantik yang siap dijual dan bernilai ekonomis.

Seperti yang dilakukan Ria Oktaviana, siswa SMPN 2 Banyuwangi, yang membuat pohon dan bunga dari gelas teh plastik bekas, sedotan, dan botol minuman bekas. Dia bersama temannya sepakat mengolah limbah plastik di sekitar mereka.

“Sampah botol, gelas minum, dan sedotan plastik ini banyak tercecer di sekitar kami. Jadi, kami terpikir untuk memanfaatkan karena mudah sekali didapatkan. Kami berlatih mengutak-atik menjadi apa barang ini, akhirnya jadi pohon yang berbuah. Ternyata menyenangkan juga mengolah bahan bekas ini, kita diajak berpikir kreatif,” ujar Ria.

1. Dik Doank senang dengan cara Banyuwangi melakukan kampanye pengurangan sampah dengan cara menggelar Festival Daur Ulang Kreatif

Kampanyekan Kurangi Sampah, Banyuwangi Buat Festival Creative RecycledIDN Times/Beautiful Banyuwangi

Dik Doank mengaku senang dengan cara Banyuwangi melakukan kampanye pengurangan sampah dengan cara menggelar Festival Daur Ulang Kreatif. Di hadapan peserta, artis yang memiliki sekolah alam Kandank Jurank Doank (KJD) ini sharing dengan siswa tentang bahaya sampah jika tidak segera dikendalikan.

Dik Doank juga mengedukasi dan membangkitkan kesadaran mereka untuk peduli terhadap sampah lewat permainan kreatif.

“Festival ini menarik. Selain melibatkan anak-anak agar tumbuh kesadaran sejak dini, kampanye ini juga dilakukan rutin dan dimasukkan agenda besar tahunan. Ini menunjukkan kearifan lokal yang berpihak pada lingkungan. Akhirnya, yang saya temukan dari festival ini bukan hanya masalah kebersihan, tetapi ada kehangatan, damai, dan sejahtera,” kata pelantun lagu Pulang ini.

Yang menarik dari festival ini, lanjut dia, lokasi festival yang digelar di sebuah taman kota. RTH Sayu Wiwit yang merupakan lokasi acara ialah taman kota yang berada di depan Taman Makam Pahlawan (TMP). Taman ini ‘disulap’ pemda menjadi sebuah ruang terbuka hijau (RTH) yang nyaman dan telah menjadi jujugan warga untuk menghabiskan waktu luangnya. RTH ini didesain arsitek nasional Andramatin.   

“Ini keren sekali. Areal TMP-nya didesain tempat yang nyaman untuk warga berkumpul. Banyuwangi menjadi inspirasi saya untuk lebih mencintai lingkungan. TMP-nya dijadikan tempat yang nyaman, bangunan bandaranya ramah lingkungan, dan kotanya bersih,” ucap Dik Doank.

2. Festival Daur Ulang Kreatif digelar sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat Banyuwangi agar aktif mengurangi sampah plastik

Kampanyekan Kurangi Sampah, Banyuwangi Buat Festival Creative RecycledIDN Times/Beautiful Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa Festival Daur Ulang Kreatif digelar sebagai bentuk edukasi kepada warganya agar aktif mengurangi sampah, terutama sampah plastik.  

“Sengaja kami melibatkan siswa-siswa TK hingga SMP karena kami ingin mereka aktif berpikir dan berkreasi dalam masalah sampah. Ini adalah laboratorium mini bagi siswa untuk ikut memecahkan masalah sampah. Kita berupaya mendidik mereka sejak dini agar tumbuh kesadaran sejak sekarang,” jelas Anas.

Banyuwangi sendiri, kata Anas, telah melakukan kampanye antiplastik. Salah satunya pemkab telah memerintahkan kepada seluruh jajarannya tidak memproduksi sampah plastik di setiap event. “Atas inisiatif tersebut,  Banyuwangi pun diundang di forum Bank Dunia untuk berbicara tentang sampah,” ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Husnul Chotimah, menambahkan bahwa produksi sampah rumah tangga di Banyuwangi setiap harinya mencapai 1.125 ton/hari. Dari jumlah tersebut, 80%-nya berupa sampah organik.

“Meski sampah plastik belum mendominasi, kami terus melakukan kampanye pengurangan sampah. Kami juga terus kampanye memilah sampah yang organik dan anorganik sehingga pengolahan sampah menjadi lebih mudah. Bahkan di Muncar, bekerja sama dengan NGO Systemiq kami mengajak warga untuk bersama-sama mengurangi dan mengolah sampah berbasis pemberdayaan,” pungkas Husnul.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya