Takut Merugi, Petani Tembakau di Madiun Pilih Memanen Lebih Dini

Madiun, IDN Times – Tak ingin bernasib sama dengan petani di Kabupaten Ngawi, para petani tembakau di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memilih untuk memanen lebih awal tahun ini. Keputusan ini diambil guna menghindari potensi kerusakan tanaman akibat peralihan musim dari kemarau ke hujan yang bisa menurunkan kualitas daun tembakau.
1. Alasan Panen Dini
Mulyono, salah seorang petani setempat, menjelaskan bahwa hujan bisa menyebabkan daun tembakau berubah menjadi hitam dan tidak layak jual. "Ini adalah panen kelima kami. Jika hujan sudah turun, daun tembakau bisa rusak dan mati," ungkapnya.
Wariyem, petani lain di desa tersebut, juga mengaku khawatir bahwa kualitas daun tembakau miliknya akan rusak jika terkena air hujan.
"Jika tidak segera dipanen, kerugian akan semakin besar," tambahnya.
2. Dampak Hujan pada Hasil Panen
Wariyem mengatakan bahwa biasanya ia bisa memanen sekitar 4 kuintal tembakau per bulan. Namun, hujan deras yang mulai turun beberapa kali membuat sebagian tanaman layu dan tidak bisa dipasarkan.
"Saat ini harga tembakau stabil di sekitar Rp 48.000 hingga Rp 49.000 per kilogram, jadi memanen lebih awal adalah langkah terbaik untuk menghindari kerugian yang lebih besar,” jelasnya.
Sementara itu, Sukamto, seorang perajang tembakau, mengungkapkan bahwa musim hujan yang datang lebih awal tahun ini telah mengganggu proses pengeringan tembakau.
"Kalau hujan tiba-tiba turun, tembakau yang sedang dijemur harus buru-buru diangkat dan dijemur lagi setelah hujan reda," katanya.
3. Harapan Petani pada Harga Tembakau
Proses pengeringan tembakau biasanya memakan waktu antara 2 hingga 4 hari, tergantung kondisi cuaca. Dengan hasil panen yang bisa mencapai 10 kuintal dalam semusim, para petani berharap harga jual tembakau tetap stabil di kisaran Rp40 Ribu hingga Rp50 Ribu per kilogram.
Langkah panen dini ini menjadi strategi penting bagi para petani tembakau di Madiun untuk menjaga kualitas dan hasil produksi mereka di tengah ancaman cuaca yang semakin sulit diprediksi.