Ponorogo, IDN Times – Kawasan wisata Telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur kembali dikejutkan dengan kematian massal ribuan ikan nila milik para pembudidaya setempat pada Rabu pagi (9/7/2025). Fenomena ini terjadi sekitar pukul 07.00 WIB dan langsung menimbulkan bau menyengat yang menyelimuti kawasan danau alami di kaki Gunung Wilis tersebut.
Air telaga yang biasanya jernih, tampak berubah menjadi kekuningan. Diduga kuat, penyebab utama kematian massal ini adalah naiknya gas belerang dari dasar telaga akibat cuaca ekstrem dan penurunan suhu yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
“Sudah tiga hari ini ikan-ikan mati mengapung. Kami jelas rugi besar, bisa sampai puluhan juta rupiah,” keluh Hadi Santoso, salah satu pembudidaya ikan nila di kawasan tersebut.
Tak hanya pembudidaya yang terdampak. Pengunjung yang datang pun mengaku terganggu oleh bau menyengat yang menyerupai belerang. Slamet Riyadi, wisatawan asal Madiun, mengaku kecewa saat berkunjung ke Telaga Ngebel.
“Airnya jadi kuning dan baunya menusuk sekali. Padahal biasanya sejuk dan menyenangkan,” ujarnya.
Fenomena kematian ikan akibat gas belerang bukan kali pertama terjadi. Pada Februari 2025 lalu, peristiwa serupa juga terjadi. Gas-gas dari dasar telaga diketahui dapat muncul ke permukaan ketika terjadi perubahan cuaca ekstrem seperti penurunan suhu tajam atau hujan lebat disertai angin.
Untuk diketahui, sebagai danau alami yang terbentuk di kawasan vulkanik, Telaga Ngebel memang masih mengandung material belerang di dasar perairannya. Ketika kondisi lingkungan berubah drastis, gas-gas tersebut dapat mengganggu ekosistem dan menyebabkan kematian massal pada ikan.
Para pembudidaya mengaku pasrah dan berharap cuaca segera membaik agar mereka bisa kembali menebar benih dan menyelamatkan mata pencaharian utama mereka. Hingga kini, belum ada upaya penanganan khusus dari pihak berwenang.