Proyek Pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE) antara Pelindo 1 dengan Port of Rotterdam dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co., Ltd. (Zhejiang) (Dok. IDN Times/Pelindo 1)
Seperti yang telah diketahui, Indonesia memiliki tingkat logistic cost yang cukup tinggi dibanding negara ASEAN lainnya, yakni 23 persen. Hal ini menyebabkan produk asal Indonesia tidak kompetitif apabila bersaing dalam perdagangan global.
"Sehingga dapat saya katakan, seefisien apa pun proses produksi kita kalau logistic cost begitu tinggi, maka cost untuk pergerakan barang akan sangat mahal," ujar Pakar ekonomi pembangunan asal Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair), Nurul Istifadah, Kamis (9/9/2021).
Biaya logistik yang cenderung mahal ini dapat berimbas terhadap beralihnya penggunaan jasa kepelabuhanan ke negara lain. Pelaku usaha pada akhirnya akan memilih jasa pengiriman barang ke pelabuhan yang lebih efisien, misalnya di Singapura.
Berpalingnya produsen lokal berpotensi merugikan dan mempengaruhi catatan ekspor impor di Indonesia. Sehingga, catatan barang dalam Certificate Of Origin berasal dari Singapura, padahal sebenarnya produksi asal Indonesia.
"Penggabungan Pelindo akan berdampak baik terhadap logistic cost, dikarenakan adanya penghematan biaya, dan ada hal-hal yang bisa disatukan dan sharing bersama," kata dosen mata kuliah Ekonomi Perkotaan dan Transportasi ini.