Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
MenkopUKM, Teten Masduki (tengah) bersama Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman (kanan). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki aktif mencari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa agar bisa initial public offering (IPO) bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu disampaikan Teten dalam Forum Pasar Modal yang merupakan rangkaian program SME IPO, Rabu (17/7/2024) di Hotel Vasa Surabaya.

IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya. 

"Kita memang ada kerja sama dengan perusahaan IDX Indonesia untuk melakukan inkubasi terhadap UMKM yang punya potensi untuk naik ke perusahannya," ujar Teten. 

Pihaknya menarget tahun ini ada 10 UKM bisa melakukan IPO. Untuk mencapai target tersebut, ia pun aktif melakukan sosialisasi.

"Kita harapkan pengalaman mereka sendiri sudah bisa menginspirasi dan juga di Jawa Timur kita cari yang mana punya potensi," ungkap dia. 

Menurutnya, IPO memiliki banyak manfaat bagi UMKM , salah satunya kemudahan mencari modal. Sehingga usaha mereka bisa berkembang.

"Kita melihat banyak manfaatnya bagi umkm untuk mencari pembiayaan dan pengembangan bisnis. Mereka supaya mencari pembiayaan diperbankan," tutur dia. 

Ia mengatakan pihaknya saat ini sedang mencoba menawarkan berbagai solusi bagi pelaku UMKM untuk melaksanakan IPO. Salah satunya dengan membentuk holding usaha.

“Saya menawarkan dan mencoba mengajak dari usaha sejenis untuk membuat holding. Jadi usaha sejenis digabungkan supaya IPO sehingga ada akselerasi. Sesuai nama di Bursa kan ada Papan Akselerasi. Supaya cepat jangan sendiri-sendiri. Kita senangnya UKM itu berdampingan sehingga gabung dan melakukan IPO. Ini juga salah satu alternatif selain menggandeng investor,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan bahwa sampai saat ini, sudah ada 44 perusahaan aset skala kecil dan menengah yang melantai di bursa melalui papan akselerasi. 

“Sejak 2019 BEI sudah membuat suatu papan perdagangan khusus bagi perusahaan aset kecil dan menengah. Jadi ada Papan Utama, Papan Pengembangan dan Papan Ekonomi Baru. Kita buat khusus perusahaan kecil dan menengah namanya Papan Akselerasi jumlahnya saat ini 44 perusahaan dan sudah ada 1 perusahaan promosi ke Papan Pengembangan pada November 2023. Sudah naik kelas,” kata Iman.

Menurutnya, perusahaan di Papan Akselerasi asetnya rata-rata mencapai di atas Rp10 miliar dan yang paling besar mencapai sekitar Rp250 miliar. Aset di bawah angka tersebut, pelaku UMKM dapat memanfaatkan fasilitas Securities Crowdfunding untuk pembiayaan.

Selain itu, Iman menuturkan bahwa BEI juga telah memiliki IDX Incubator yang menjadi tempat untuk memfasilitasi perusahaan yang ingin mempelajari proses IPO.

"IDX Incubator sudah ada di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kami fasilitasi perusahaan yang mau belajar proses IPO. Jadi seperti belajar membuat laporan keuangan dan bertemu investor. Kami siapkan tenaga ahlinya. Kita juga siap untuk menjembatani perkenalan dengan para profesi penunjang pasar modal yang akan mendukung proses IPO perusahaan, seperti underwriter, kantor akuntan publik, kantor hukum, notaris dan lainnya," ujarnya.

Editorial Team