Juni 2025, Jatim Alami Inflasi 2,02 Persen Secara Tahunan

Intinya sih...
Inflasi tahunan Jawa Timur mencapai 2,02 persen, dengan IHK sebesar 108,52.
Kabupaten Tulungagung mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,76 persen, sementara Kabupaten Gresik mencatat inflasi terendah yakni 1,44 persen.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama inflasi dengan kenaikan indeks mendekati dua digit.
Surabaya, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat laju inflasi tahunan (year on year/y-on-y) di wilayah tersebut pada Juni 2025 mencapai 2,02 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,52. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala BPS Jatim, Zulkipli.
Zulkipli menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini terjadi karena adanya peningkatan harga pada hampir seluruh kelompok pengeluaran rumah tangga. “Kenaikan harga ini ditunjukkan oleh peningkatan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran, yang mencerminkan adanya tekanan inflasi di tingkat konsumen,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Dari 11 kota/kabupaten IHK di Jawa Timur, Kabupaten Tulungagung mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 2,76 persen dengan IHK mencapai 109,52. Sementara itu, Kabupaten Gresik mencatat inflasi terendah yakni sebesar 1,44 persen dengan IHK sebesar 106,74.
Menurut Zulkipli, disparitas ini bisa disebabkan oleh beragam faktor lokal, termasuk perbedaan pola konsumsi masyarakat, pasokan barang kebutuhan pokok, serta dinamika harga di tingkat pasar tradisional dan modern.
Secara rinci, inflasi y-on-y di Jawa Timur dipicu oleh kenaikan harga pada hampir semua kelompok pengeluaran utama, antara lain: Kelompok makanan, minuman, dan tembakau: naik 2,51 persen; Pakaian dan alas kaki: naik 1,00 persen; Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: naik 1,31 persen
Kemudian Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: naik 0,49 persen; Kesehatan: naik 2,23 persen; Transportasi: naik 0,47 persen; Rekreasi, olahraga, dan budaya: naik 1,35 persen; Pendidikan: naik 1,47 persen; Penyediaan makanan dan minuman/restoran: naik 1,94 persen; Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik paling tinggi sebesar 9,96 persen. “Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama inflasi dengan kenaikan indeks mendekati dua digit,” kata Zulkipli.
Ia menyebut bahwa kenaikan harga pada produk-produk kecantikan, jasa perawatan tubuh, dan kebutuhan personal lainnya cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, di tengah kenaikan harga tersebut, terdapat satu kelompok yang mengalami deflasi atau penurunan harga, yakni kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang turun 0,52 persen. Penurunan ini didorong oleh turunnya tarif layanan komunikasi dan beberapa jenis perangkat teknologi.
Selain mencatat inflasi tahunan, BPS Jatim juga mencatat tingkat inflasi bulanan (month to month/m-to-m) Juni 2025 sebesar 0,43 persen. “Kenaikan ini sejalan dengan tren musiman pertengahan tahun, ditambah dinamika harga pangan dan energi,” kata Zulkipli.
Secara kumulatif (year to date/y-to-d), inflasi Jawa Timur dari Januari hingga Juni 2025 mencapai 1,32 persen.
Dari sisi inflasi bulanan, Kabupaten Banyuwangi mencatat inflasi tertinggi, sementara inflasi terendah justru terjadi di Tulungagung, yang secara tahunan menjadi yang tertinggi. “Ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi bisa sangat bervariasi tergantung periode waktu yang ditinjau,” tambahnya.
Dengan inflasi yang relatif stabil di bawah 3 persen, Jawa Timur dinilai masih berada dalam kondisi terkendali. Namun, Zulkipli menegaskan pentingnya upaya bersama antara pemerintah daerah, pelaku pasar, dan masyarakat untuk menjaga kestabilan harga.
“Perlu koordinasi lintas sektor agar pasokan barang tetap lancar dan harga tetap terjangkau. Ini penting terutama menjelang semester kedua tahun 2025, yang biasanya ditandai dengan tingginya permintaan,” pungkasnya.