Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi di Smelter PT Freeport Indonesia, Gresik. Dok. PT Freeport Indonesia.
Kondisi di Smelter PT Freeport Indonesia, Gresik. Dok. PT Freeport Indonesia.

Intinya sih...

  • Realisasi investasi Jatim mencapai Rp74,6 triliun hingga semester I tahun 2025, tumbuh 4,1 persen (y-o-y), harus mengejar target Rp147 triliun.

  • Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya menjadi penyumbang investasi terbesar di Jatim, dengan sektor industri makanan sebagai kontributor tertinggi.

  • PMA terbesar berasal dari Amerika Serikat dan Singapura, sementara realisasi investasi Jatim berperan sebesar 7,9 persen atas total realisasi nasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus melakukan percepatan investasi, baik itu asing maupun dalam negeri. Pasalnya, hingga semester I tahun 2025, realisasi investasi mencapai Rp74,6 triliun. Angka ini memang tumbuh 4,1 persen (y-o-y), namun harus mengejar total target tahun ini yakni Rp147 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Dyah Ermawati mengatakan, penyumbang investasi terbanyak masih dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). "Yang disumbang Rp23,6 triliiun dari PMA dan Rp51 Triliiun dari PMDN. PMDN kita masih mendominasi dan kuat,” ujarnya saat ditemui, Rabu (6/8/2025).

Erma menambahkan, lima daerah di Jatim peyumbang investasi terbesar ialah Kabupaten Gresik 21,6 persen dengan angka Rp16,1 trilliun, kemudian Kota Surabaya menyumbang 21,9 persen dengan angka Rp16,4 trilliun, lalu Kabupaten Sidoarjo menyumbang 13,9 persen dengan angka Rp10,4 trilliun.

Selain itu Kabupaten Pasuruan juga menjadi daerah penyumbang investasi yang signifikan sebesar 10,3 persen dengan nilai Rp7,7 trilliun, dan yang terakhir Kabupaten Malang yang menyumbang 3,5 persen dengan total nilai Rp2,6 trilliun.

"Kontributor tertinggi adalah sektor industri makanan, kemudian perumahan, kawasan industri dan perkantoran, transportasi, Gudang dan telekomunikasi, perdagangan dan reparasi dan indutsri kimia farmasi,” kata Erma.

Sedangkan untuk PMA yang paling besar menyumbang adalah PT Freeport Smelter di Gresik. “Untuk realisasi PMA kita, ada lima negara asal yang paling tinggi menyumbang investasi Jatim. Pertama adalah dari Amerika Serikat yaitu PT Freeport di sektor pertambangan, kemudian dari Singapurasi melalui PT Tri Sakti Purwosari Makmur di Kabupaten Pasuruan untuk industri Makanan,” tegas Erma.

Selain itu ada Hong Kong melalui industri logam di Kabupaten Sidoarjo yaitu New Asia Internasional, berikutnya adalah Tiongkok melalui industri mineral non logam Xinyi Glass Indonesia di Kabupaten Gresik. Posisi kelima adalah Jepang melalui Waitana Karya Pembangunan yang mengembangan perumahan dan kawasan industri di Kabupaten Jember.

Jika dilihat secara nasional, di periode semester satu tahun 2025 ini, realisasi investasi Jawa Timur berperan sebesar 7,9 persen atas total realisasi nasional. Dan menempatkan Jatim di posisi ketiga setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Tingginya investasi ini, lanjut Erma, berdampak pada serapan tenaga kerja. Dari Rp74,6 trilliun investasi yang masuk, sudah menyerap sebanyak 130.870 tenaga kerja Indonesia.

Editorial Team