Imbas Wabah PMK, Penjualan Daging Sapi di Pasar Besar Ngawi Anjlok

Ngawi, IDN Times – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak di berbagai daerah membawa dampak serius bagi perekonomian, khususnya para pedagang daging sapi. Di Pasar Besar Ngawi, penjualan daging sapi dilaporkan anjlok hingga 50 persen dalam sebulan terakhir.
1. Omzet pedagang turun drastis

Muri Astuti (55), pedagang daging sapi di Pasar Besar Ngawi, mengungkapkan penurunan penjualan yang signifikan meskipun harga daging tetap stabil. Daging sapi grade super masih dijual Rp120 ribu per kilogram, grade standar Rp110 ribu per kilogram, dan grade ekonomis Rp60 ribu per kilogram. Namun, hal ini tidak mampu mendongkrak penjualan.
"Harga daging nggak berubah sejak PMK merebak di Ngawi, tapi penjualannya turun drastis, sekitar 50 persen dari stok biasanya," kata Muri pada Selasa (14/1/2025).
Biasanya, Muri mampu mengambil 10-15 kilogram daging sapi per hari dari rumah pemotongan hewan. Kini, ia hanya berani mengambil 5-7 kilogram, dan itu pun kerap tidak habis terjual.
Menghadapi situasi ini, Muri terpaksa memutar otak agar tidak merugi. Daging yang tidak habis terjual ia rebus dan diolah menjadi produk lain yang tetap memiliki nilai jual, meskipun dengan harga lebih murah. "Supaya nggak rugi, biasanya daging sisa saya rebus, lalu dijual dalam bentuk lain," jelasnya.
2. Kekhawatiran pembeli jadi penghambat penjualan

Tak hanya pedagang, pembeli pun sempat ragu membeli daging sapi. Zaenal, salah satu pembeli di Pasar Besar Ngawi, mengaku awalnya was-was. Namun, setelah mengetahui bahwa PMK tidak menular ke manusia, ia kembali berani membeli daging sapi.
"Awalnya was-was, tapi setelah baca berita ternyata PMK nggak berpengaruh ke manusia. Jadi tetap beli buat kebutuhan keluarga," ungkap Zaenal.
3. Harapan pedagang

Wabah PMK ini tidak hanya menjadi pukulan berat bagi para peternak, tetapi juga para pedagang daging sapi di Ngawi. Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran virus agar aktivitas ekonomi bisa kembali normal.
"Semoga pemerintah cepat bertindak supaya kami bisa jualan normal lagi. Pemerintah diharapkan dapat memulihkan kondisi pasar dan meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat," harapnya