Magetan, IDN Times - Imbauan tak menggunakan kantong plastik untuk mengemas pembagian daging hewan kurban saat Idul Adha menjadi berkah tersendiri bagi para perajin besek di Kabupaten Magetan Jawa Timur. Pesanan mereka pun melonjak hingga 100 persen. Salah satunya Murtini, seorang perajin besek asal Desa Durenan, Kecamatan Sidorejo.
Idul Adha, Perajin Besek di Magetan Kebanjiran Pesanan

1. Mampu mempekerjakan 10 karyawan
Murtini begitu piawai merajut anyaman bambu untuk dijadikan besek wadah daging yang dipesanan. Ia mampu mengumpulkan beberapa besek hanya dalam waktu singkat.
Besek yang telah jadi kemudian disatukan dan diikat dengan tali rafia, siap untuk dijual. Dibantu oleh 10 orang pekerja, Murtini mengaku kewalahan memenuhi pesanan besek yang melonjak drastis menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Pesanan naik 100 persen. Jika ditotal, sudah terpesan 10 ribu besek. Besek ini digunakan untuk tempat daging kurban,” ujar Murtini, Minggu (16/06/2024).
2. Harga besek naik
Di hari biasa, Murtini hanya menerima pesanan sekitar 300 wadah besek. Namun Idul Adha tahun ini, pesanan meningkat hingga mencapai 10 ribu.
Konsumen yang memesan tidak hanya dari Magetan saja ya, tapi juga fari Madiun, Ngawi, Surabaya, hingga Jakarta," terangnya.
Permintaan yang meningkat ini juga menyebabkan kenaikan harga besek. Sebelumnya, harga satu ikat berisi 30 pasang besek adalah Rp20 ribu, namun kini naik menjadi Rp35 ribu per ikat.
"Harga bervariasi tergantung ukuran besek yang dipesan, mulai dari ukuran 20, 18, 15, hingga 14 cm," jelas Murtini.
3. Besek terbuat dari bambu jenis apus
Bahan pembuatan besek menggunakan bambu apus yang dibeli di lokasi setempat. Menurut Murtini, bambu jenis ini berkualitas tahan lama, ramah lingkungan, dan dapat menyimpan banyak daging.
"Kualitasnya tahan lama, ramah lingkungan, bisa menyimpan banyak daging," pungkasnya.
Kenaikan pesanan ini memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, terutama bagi perajin seperti Murtini yang merasakan langsung berkah Idul Adha.