Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250619-WA0145.jpg
Truk massa aksi demo ODOL masih bertahan di depan Kantor Gubernur Jatim, Kamis (19/6/2025). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Intinya sih...

  • Inflasi Jawa Timur bulan Juni 2025 sebesar 0,43 persen dipicu oleh Idul Adha dan demo ODOL.

  • Komoditas beras, cabai rawit, tomat, dan bawang merah mengalami kenaikan harga akibat terganggunya pasokan.

  • Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,24 persen di Jatim.

Surabaya, IDN Times - Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat inflasi sebesar 0,43 persen pada bulan Juni 2025 secara month-to-month (m-to-m). Inflasi ini dipicu oleh berbagai faktor musiman dan gangguan distribusi yang terjadi sepanjang bulan.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli, mengungkapkan bahwa Idul Adha dan demo sopir truk ODOL (Over Dimension Over Load) menjadi pemicu utama naiknya harga sejumlah komoditas. "Faktor musiman seperti Idul Adha, berakhirnya panen padi, dan cuaca ekstrem yang mengganggu pasokan sayuran memberi dampak nyata pada harga di pasar," ujarnya tertulis, Sabtu (19/7/2025).

Menurut Zulkipli, komoditas yang menjadi pendorong terjadinya inflasi di Jatim adalah beras, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar setelah mengalami kenaikan harga pasca panen. Selain itu, komoditas hortikultura seperti cabai rawit, tomat, dan bawang merah juga mengalami kenaikan harga akibat terganggunya pasokan.

Peningkatan permintaan masyarakat menjelang hari raya besar keagamaan juga mendorong lonjakan harga dalam waktu singkat. "Aksi demo ODOL juga memicu gangguan distribusi di sejumlah daerah, memperburuk pasokan bahan pokok," tambah Zulkipli.

Namun, Zulkipli juga mencatat bahwa komoditas kelompok pengeluaran transportasi justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, dipengaruhi oleh turunnya harga bensin dan adanya diskon tarif kereta api.

Dalam laporan BPS Jatim, tercatat bahwa inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,24 persen, dan kontribusi terbesar sebesar 0,37 persen terhadap total inflasi Juni. Sementara itu, deflasi tercatat pada kelompok transportasi sebesar -0,01 persen.

Zulkipli juga mengungkapkan bahwa beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami pergerakan inflasi, dengan Kabupaten Banyuwangi mencatat inflasi bulanan tertinggi sebesar 0,63 persen, diikuti Sumenep (0,62 persen) dan Bojonegoro (0,57 persen).

Dengan demikian, Indeks Harga Konsumen (IHK) Jatim meningkat menjadi 108,52 dari sebelumnya 108,06 di bulan Mei 2025. Inflasi tahunan tercatat 2,02 persen, masih berada dalam kisaran target nasional.

"Inflasi Jawa Timur masih terkendali, berada dalam target pemerintah sebesar 2,5 persen kurang lebih 1 persen," pungkas Zulkipli.

Editorial Team