Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Siti Umaiyah

Surabaya, IDN Times - Harga kebutuhan pokok kerap melambung saat momen hari besar. Seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal, bahkan Tahun Baru. Ekonom Universitas Airlangga (Unair), Imron Mawardi menilai, fenomena kenaikan harga ini dapat dikaitkan dengan prinsip ekonomi sederhana.

1. Permintaan meningkat jadi indikator utama, tapi tahun ini ditambah konflik Rusia-Ukraina

Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)

Imron mengatakan, permintaan yang meningkat jelang lebaran akan berdampak kepada kenaikan harga. Ditambah lagi, Ramadan tahun ini, masyarakat dihadapkan dengan euforia karena dua momen Ramadan sebelumnya, dilaksanakan pembatasan sosial.

“Untuk tahun ini itu karena ada fenomena pemulihan pandemik dan ditambah juga Ukraina (yang konflik dengan Rusia), itu dampaknya luar biasa,” ujarnya, Senin (18/4/2022).

2. Ada oknum nakal yang manfaatkan momen hari besar untuk naikkan harga

Wali Kota Madiun Maidi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan Forkopimda melaksanakan pengecekan harga kebutuhan pokok di Pasar Besar Madiun, Kamis (6/5/2021). (Dok. Pemkot Madiun)

Menurutnya, ketika hal ini mampu diantisipasi dengan baik, yaitu dengan penambahan supply barang oleh pasar, kenaikan harga seharusnya tidak terulang. Namun, pola kenaikan permintaan menjelang hari besar ini sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Alhasil, meskipun intervensi pemerintah hadir, fenomena tersebut tetap terulang. “Kalau menurut saya, untuk bulan April, perkiraan saya inflasi akan di atas 0,5 dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Kalau kita lihat fenomena sebelumnya pun, memang, inflasi di bulan Ramadan lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya,” sambungnya.

3. Harga minyak goreng dan BBM ikut naik jelang Idul Fitri

Ilustrasi minyak goreng. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Selain itu, ia pun menyoroti melambungnya harga minyak, baik minyak goreng maupun BBM. Baginya, kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) akan meningkatkan harga minyak goreng. Kenaikan ini akan menyebabkan inflasi yang disebut Cost Push Inflation atau inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi.

Terkait kenaikan BBM jenis Pertamax, menurutnya akan membuat banyak pengguna Pertamax beralih pada Pertalite yang lebih terjangkau karena subsidi. Hal itu tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan BBM jenis Pertalite.

Baginya, kenaikan harga saat Ramadan tidak selamanya buruk. Hal tersebut dapat mengindikasi bahwa roda perekonomian di tengah masyarakat bergerak. Ia menyoroti fenomena menjelang lebaran seperti pemberian tunjangan kepada karyawan, hingga pendistribusian kekayaan kepada masyarakat miskin melalui zakat, infak, dan sedekah, yang masif digencarkan saat bulan Ramadan.

“Ketika orang punya uang dari menerima sedekah, otomatis permintaan barang akan naik kan, karena mereka akan membelanjakan uang itu. Begitupun para mustahiq yang akan membelanjakan uangnya,” tutur Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair tersebut.

Editorial Team