Harga Cabai Tembus Rp100 Ribu Per Kilogram, Terungkap Penyebabnya

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengakui bahwa cabai menjadi salah satu komoditas yang harganya naik signifikan. Hal ini dikarenakan stoknya di pasaran masih terbatas pada awal Ramadan ini.
"Disebabkan pada awal Ramadan beberapa distributor masih libur," ujarnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) harga rata-rata cabai rawit merah di Jawa Timur per Senin (3/3/2025) adalah Rp96.227 per kilogram. Harga tertinggi di Kota Probolinggo Rp121.666 per kilogram dan harga terendah di Bangkalan Rp32.500 per kilogram.
Sementara itu harga rata-rata untuk komoditas cabai merah besar Rp57.458 per kilogram. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sampang Rp77.500 per kg dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Bangkalan Rp25.833 per kilogram.
Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Nanang Triatmoko mengatakan tingginya harga cabai ini memang karena pasokannya yang menurun. Selain distributor, petaninya juga tidak banyak yang panen pada awal Ramadan.
"Awal puasa kan biasanya masih lemes. Sehingga para petani enggan petik cabai," katanya.
Namun Nanang meyakinkan, dalam.waktu dekat, harga cabai sudah mulai turun. Meski demikian dia belum bisa memastikan angka harga turunnya. "Yang pasti turun lah. Karena petani sudan mulai petik cabai," jelasnya.
Nanang mengatakan cuaca yang tidak menentu juga berpengaruh pada hasil produksi. Sehingga harga pun juga berpengaruh. "Sekarang kan hujannya deres, tiba-tiba besoknya panas, ini yang membuat tanaman cabai kurang sehat," katanya.
"Tanamannya ada, tapi hasil petik panennya tidak menentu. Kalau lagi mahal artinya jumlah panennya sedikit," pungkas Nanang.