Ilustrasi pabrik. (IDN Times/Arief Rahmat)
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan secara q-to-q, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim menurut lapangan usaha masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 31,00 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 19,13 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,76 persen, serta Konstruksi sebesar 8,79 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 69,69 persen.
Namun yang menarik, dari sisi pertumbuhan, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat tumbuh paling signifikan yakni mencapai 14,29 persen di Kuartal 1 2023 ini.
Padahal pada kuartal sebelumnya sektor ini sempat mengalami kontraksi. Khofifah terus berupaya mendorong sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Beragam program beserta problem solving terus digencarkan baik dari hulu hingga ke hilir.
"Produksi pertanian, kehutanan, dan perikanan Jatim tidak hanya untuk kebutuhan Jatim saja, namun juga provinsi-provinsi lain yang juga ikut bergantung pada Jatim. Sehingga produktifitasnya harus dijaga betul, karena Jatim adalah lumbung pangan nasional," terangnya.
Selain sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar-Eceran juga tumbuh sebesar 1,07 persen. Kemudian Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,97 persen.
"Sedangkan PDRB menurut pengeluaran, secara q-on-q masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jawa Timur yaitu sebesar 60,62 persen," tandas Khofifah.
Selanjutnya diikuti oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 47,63 persen komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 26,79 persen Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 2,52 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 1,18 persen. Sementara, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 39,40 persen.
"Komponen yang mengalami pertumbuhan secara q-to-q adalah Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 3,74 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 1,29 persen," imbuhnya.