Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ekspor-impor
ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Ekspor Jatim tumbuh 16,64 persen menjadi USD 25,34 miliar

  • Impor Jatim turun 3,56 persen menjadi USD 24,25 miliar

  • Kenaikan ekspor didominasi oleh perhiasan dan permata, sementara penurunan impor menunjukkan potensi substitusi produk lokal

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur sepanjang Januari hingga Oktober 2025 menunjukkan tren positif. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat nilai ekspor mencapai USD 25,34 miliar, atau tumbuh 16,64 persen dibanding periode yang sama pada 2024. Sementara impor Jawa Timur tercatat USD 24,25 miliar, turun 3,56 persen. Dengan capaian tersebut, Jawa Timur tetap mencatat surplus perdagangan sebesar USD 1,09 miliar.

Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, mengatakan bahwa kenaikan ekspor ditopang terutama oleh komoditas perhiasan dan permata, yang masih menjadi kontributor utama ekspor nonmigas provinsi ini. Kenaikan permintaan dari sejumlah negara terus memperkuat kinerja ekspor Jatim dalam beberapa bulan terakhir.

"Kontributor terbesar ekspor kita masih perhiasan dan permata. Permintaan dari Swiss, Tiongkok, hingga Amerika Serikat meningkat, dan ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekspor secara keseluruhan,” ujar Zulkipli di Surabaya, Selasa (2/12/2025).

Menurut Zulkipli, ekspor nonmigas Jatim sepanjang tahun ini juga disokong komoditas lain seperti lemak dan minyak hewan/nabati, kendaraan dan bagiannya, serta bahan kimia organik. Meskipun beberapa komoditas mengalami fluktuasi, total ekspor tetap berada pada tren positif.

Sementara itu, penurunan impor sebesar 3,56 persen terutama terjadi pada kelompok barang konsumsi dan barang modal. Meski demikian, Zulkipli menyebut penurunan impor bukan semata indikasi perlambatan, tetapi juga menunjukkan bahwa beberapa industri memaksimalkan pasokan lokal.

"Impor kita turun, khususnya barang konsumsi dan sebagian barang modal. Ini perlu dilihat dari dua sisi, tidak hanya sebagai penurunan aktivitas, tetapi juga potensi substitusi oleh produk lokal,” jelasnya.

Dengan tren ekspor yang terus meningkat dan impor yang terkendali, neraca perdagangan Jawa Timur masih berada pada posisi aman. Zulkipli menegaskan bahwa kondisi ini menjadi sinyal positif bagi daya saing perdagangan dan industri Jawa Timur di tengah dinamika global.

"Kita masih mencatat surplus perdagangan lebih dari satu miliar dolar. Ini menunjukkan daya tahan ekonomi Jawa Timur cukup baik, meski situasi global belum sepenuhnya stabil," pungkasnya.

Editorial Team