Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pedagang daging di Pasar Wonokromo Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) berdampak terhadap penjualan daging di Kota Pahlawan. Salah satunya di Pasar Wonokromo, pedagang mengeluh penjualan daging menurun semenjak ada isu PMK. 

Salah satu pedagang, Halimah mengatakan, biasanya dalam sehari dia menjual daging sebanyak dua kuintal. Namun, semenjak ada isu PMK, penjualan daging di lapalnya turun.

"Biasanya saya bisa menjual 2 kuintal daging sapi per hari. Sekarang, 50 kilogram saja tidak habis," ujarnya, Jumat (17/1/2025). 

Pedagang Halimah mayoritas dari pedagang bakso, soto hingga tahu campur. Mereka kini mengurangi pembelian di lapak Halimah

"Pelanggan saya mengaku dagangannya sepi. Biasanya beli (daging) 5 kilogram, sekarang hanya 2 kilogram," ungkap Halimah. 

Bahkan, beberapa pelanggan Halimah mengaku mengurangi pembelian daging karena dagangan mereka sepi. Diketahui, hal itu karena adanya isu PMK. "Katanya sih isu PMK, padahal di Surabaya belum ada kasusnya," jelas Halimah. 

Selain di lapak Halimah, di lapak lain yakni milik Hom juga mengalami hal yang sama. Hom mengaku dagangannya turun 50 persen. 

"Beberapa hari ini (penjualan daging) sepi memang. Penurunan (sekitar) separuh penjualan," ungkap Hom. 

Para pedagang daging sapi di Wonokromo Surabaya pun berharap agar isu PMK segera mereda. Sehingga penjualan mereka bisa kembali seperti semula. 

Sementara berdasarkan data  di Sisperbapok Jatim, harga daging di Kota Pahlawan cenderung stabil. Sesuai Sisperbapok, harga daging kini berada di angka Rp112.200 perkilogram pada Jumat (17/1/2025). 

Editorial Team