Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana di terminal  Bandara Dhoho Kediri. IDN Times/ Bramanta Pamungkas
Suasana di terminal Bandara Dhoho Kediri. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Intinya sih...

  • Bandara Dhoho Kediri sepi tanpa jadwal penerbangan hingga Juli 2025.

  • Pemprov dan DPRD Jatim berusaha meramaikan bandara dengan surat kepada 14 kabupaten/kota di sekitar Kediri raya dan dorongan program penerbangan umrah.

  • Kurangnya ekosistem pendukung seperti sektor wisata dan industri di sekitar bandara menjadi penyebab utama sepinya bandara.

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan DPRD Jawa Timur (Jatim) menaruh atensi khusus pada Proyek Strategis Nasional (PSN) yang baru saja operasional, Bandara Dhoho Kediri. Ternyata bandara tersebut sepi. Bahkan, tidak ada jadwal penerbangan hingga akhir Juli 2025.

Plt Sekretaris Dinas Perhubungan Jatim Joko Pitoyo mengatakan jika upaya untuk meramaikan bandara sudah dilakukan. Pemprov sudah menyurati 14 kabupaten/kota di sekitar Kediri raya untuk mendukung Bandara Kediri. Salah satunya dengan penerbangan ke Jakarta.

"Sudah disurati. Ini fasilitas nasional yang perlu didukung pengoperasiannya,” ujarnya, Minggu (29/6/2025).

Joko menegaskan, langkah pemprov tak berhenti. Saat ini, pemprov sedang mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk segera merealisasikan program penerbangan umrah di Bandara Dhoho Kediri.

"Kalau penerbangan umrah ini belum ada hitungannya secara pasti soal jumlah pengguna bandara untuk umrah," kata Joko.

Namun berdasarkan analisis Pemkab Kediri, potensi jemaah umrah yang memakai bandara per tahunnya bisa mencapai 30 ribuMereka berasal dari sejumlah daerah seperti Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Blitar dan Nganjuk.

Joko mengatakan bahwa konektivitas ke bandara juga mendapat perhatian penting. Saat ini, pemprov melalu dishub telah menyiapkan sejumlah angkutan untuk melayani masyarakat. Ada angkutan yang terhubung antara bandara dengan sejumlah terminal. "Ini masih disiapkan," tegas Joko.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Khusnul Arif menyebut jika ada sejumlah hal yang menjadi penyebab sepinya bandara. Salah satunya yakni kurangnya ekosistem pendukung seperti sektor wisata dan industri di sekitar bandara. Itu membuat orang tak bersemangat naik pesawat dari bandara.

"Kami minta pemprov tak tinggal diam. Perlu cawe-cawe untuk meramaikan bandara,” tegas Khusnul.

Pemprov, lanjut Khusnul, tidak hanya didorong untuk menghidupkan sektor wisata dan industri di sekitar bandara. Namun harus menggkoordinasikan daerah-daerah di sekitar Kediri untuk meramaikan bandara.

Editorial Team