Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

37 Daerah di Jatim Panen Raya 5.500 Hektare

Forkopimda Jatim Panen Raya di Ngawi. Dok. Pemprov Jatim.

Ngawi, IDN Times - Provinsi Jawa Timur (Jatim) tidak ketinggalan dalam Panen Raya yang digelar serentak oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (7/4/2025). Total ada sebanyak 37 kabupaten/kota se-Jatim yang ikut panen padi dengan total luas lahan mencapai 5.500 hektare (ha).

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa Jatim adalah lumbung pangan nasional. Panennya kerap menjadi tertinggi se-Indonesia. Tercatat, luas baku sawah mencapai 1.207.997 ha, Jatim menyumbang 17,48 persen terhadap produksi beras nasional. 

Lebih lanjut, sepanjang tahun 2024, Jatim mencatat luas panen sebesar 1.616.985 ha, dengan produktivitas mencapai 5,73 ton Gabah Kering Giling (GKG) per ha, menghasilkan 9.270.435 ton GKG, atau setara dengan 5.352.936 ton beras. 

“Sebagaimana 5 tahun terakhir, produksi padi di Jawa Timur termasuk beras adalah tertinggi di Indonesia, dan kami siap terus meningkatkan hasil sektor pertanian guna mensukseskan program Indonesia swasembada pangan,” ungkap Khofifah.

Memasuki tahun 2025 ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur per 3 Maret, pada periode Januari–April 2025, luas panen tercatat sebesar 838.473 ha, meningkat 20,17 persen atau 140.746 ha dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 697.727 ha.

Kenaikan ini juga diikuti oleh peningkatan produksi padi, dari 4.044.480 ton GKG pada Januari–April 2024 menjadi 4.800.015 ton GKG pada periode yang sama tahun ini, atau naik 18,68 persen. Demikian pula dengan produksi beras, yang meningkat dari 2.335.364 ton menjadi 2.771.626 ton.

“Kita bersyukur, hasil kerja keras dan kebijakan strategis di sektor pertanian mulai menunjukkan dampak positif bagi produksi pangan daerah dan nasional,” kata Khofifah.

Peningkatan produksi ini, klaim Khofifah, tak lepas dari penggunaan teknologi modern seperti combine harvester dan penerapan varietas unggul serta dengan adanya kemudahan ketersediaan pupuk bagi petani. Biaya produksi per ha di wilayah panen utama mencapai Rp18–20 juta, dengan provitas yang mencapai 6,5–7,5 ton per ha dan harga gabah stabil di kisaran Rp6.500 per kg.

Khofifah mencontohkan seperti kegiatan panen mencakup hamparan seluas 1.000 ha, yang tersebar di Desa Kartoharjo, Desa Kandangan, serta Desa Legokulon dan Desa Jatirejo di Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi. Varietas yang ditanam adalah Inpari 32 dengan sistem tanam Jarwo 4.1 secara manual, dan dipanen menggunakan combine harvester.

Selain capaian panen, Khofifah juga menyoroti peningkatan luas tambah tanam padi di Jatim. Hingga 6 April 2025, realisasi luas tambah tanam mencapai 628.110 ha, yang menunjukkan antusiasme tinggi petani dalam mengoptimalkan lahan mereka untuk mendukung ketahanan pangan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar Syahlillah
Zumrotul Abidin
Ardiansyah Fajar Syahlillah
EditorArdiansyah Fajar Syahlillah
Follow Us