Tukang Rosok di Magetan Sukses Budidaya Ayam Hutan Hijau

- Hadi Nasirin, tukang rosok di Magetan, sukses budidaya ayam hutan hijau yang mulai langka
- Memulai ternak sejak 2009 dengan hasil penjualan mencapai Rp11 juta ke Jawa Barat
- Harapannya adalah menekan perburuan liar dan menambah peternak untuk menjaga kelestarian ayam hutan hijau
Magetan, IDN Times – Siapa sangka, dari balik tumpukan barang bekas, muncul sosok yang justru turut menyelamatkan satwa endemik Indonesia? Adalah Hadi Nasirin (34), warga Desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang berhasil menangkar ayam hutan hijau (Gallus varius) di tengah ancaman menurunnya populasi di alam liar saat ini.
1. Hobi sejak 2004, mulai ternak sejak 2009

Berawal dari hobi memelihara ayam hutan hijau karena warnanya yang eksotis dan suara kokoknya yang khas, Hadi memulai penangkaran dengan sepasang indukan tangkapan alam. Kini, ia punya 12 ekor hasil ternakan mandiri.
“Naluri liarnya tetap kuat, setahun saja maksimal cuma dua kali bertelur,” jelas Hadi saat ditemui IDN Times di kandangnya, Senin (30/6/2025).
Menurutnya, anakan ayam hutan hijau usia dua bulan dibanderol mulai Rp450 ribu, sedangkan ayam muda bisa mencapai Rp800 ribu tergantung tingkat kejinakan. Bahkan, Hadi pernah menjual ayam ternakannya seharga Rp11 juta ke penghobi dari luar kota.
“Semakin jinak, makin mahal harganya,” ucapnya.
2. Banyak diminati di Jawa Barat

Lewat media sosial, Hadi memasarkan ayamnya secara online. Mayoritas pembeli berasal dari Jawa Barat, sementara di Magetan sendiri, penghobinya masih jarang. "Sore ini mau kirim lagi. Jawa Barat itu paling sering beli,” katanya sambil membungkus pesanan.
Meski pekerjaan utamanya adalah pencari rosok, usaha ternak ayam hutan kini mampu menopang kebutuhan keluarganya. Ia mengaku bisa mengantongi sekitar Rp2 juta per bulan hanya dari penjualan anak ayam.
“Alhamdulillah, cukup buat kebutuhan rumah tangga,” ungkapnya tersenyum.
3. Harapannya: Tekan perburuan, tambah peternak

Hadi berharap lebih banyak peternak seperti dirinya agar bisa mengurangi perburuan liar dan menjaga kelestarian ayam hutan hijau yang kini makin sulit ditemui di alam bebas. “Karena kalau gak diternak, lama-lama bisa punah. Pemintanya juga banyak, harus dilestarikan,” tutupnya.
Untuk diketahui, ayam hutan hijau merupakan satwa endemik Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dan hanya bertelur maksimal 2 kali dalam setahun. Termasuk spesies yang dilindungi karena rawan punah.
Kamu bisa bantu lestarikan juga! Mulai dari mendukung peternak legal, tidak membeli dari perburuan liar, dan menyebarkan cerita inspiratif seperti Hadi ini!