Momen Haru Pengukuhan Guru Besar UMM Didampingi Foto Mendiang Istri

Prof Maftuchah meninggal beberapa Minggu sebelum dikukuhkan

Malang, IDN Times - Momen haru menyelimuti proses pengukuhan guru besar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (9/3/2024) lalu. Saat itu pasangan suami istri dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM dilantik menjadi guru besar. Keduanya adalah Prof. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si., IPU, ASEAN Eng. dan Prof. Dr. Ir. Maftuchah, M.P.

Namun, Prof Aris hanya hadir sendirian didampingi foto dari istrinya, Prof Maftuchah. Ternyata Prof Maftuchah meninggal beberapa Minggu sebelum dilantik.

1. Orasi Prof Maftuchah ditampilkan dalam sebuah video AI

Momen Haru Pengukuhan Guru Besar UMM Didampingi Foto Mendiang IstriMomen pengukuhan Prof Aris dan Prof Maftuchah sebagai guru besar UMM. (Dok. Humas UMM)

Meskipun telah meninggal, Prof Maftuchah yang dikukuhkan sebagai guru besar anumerta ini berhasil dihadirkan dalam bentuk video AI. Ia menyampaikan orasinya di hadapan para tamu terkait penelitiannya.

Sontak orasi ini membuat Aris terlihat beberapa kali mengusap air mata. Pasalnya ia tidak menyangka istrinya akan pergi hanya beberapa Minggu sebelum pengukuhan. Ia sudah membayangkan akan dilantik bersama-sama sebagai guru besar.

"Kita sudah mempersiapkan pengukuhan ini bersama-sama, sering berdiskusi. Tapi Allah berkehendak lain, penyakit komplikasi membuat almarhumah harus lebih dulu ke taman surga Allah," terangnya.

Baca Juga: Kasus Bunuh Diri Filkom UB,  Korban Jadi Pendiam Sejak Sakit

2. Isi orasi Prof Maftuchah yang disampaikan melalui video AI

Momen Haru Pengukuhan Guru Besar UMM Didampingi Foto Mendiang IstriMomen pengukuhan Prof Aris dan Prof Maftuchah sebagai guru besar UMM. (Dok. Humas UMM)

Orasi ilmiah yang sudah disusun Maftuchah membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel. Tanaman jarak pagar memiliki sejarah panjang, terutama pemanfaatannya sebagai bahan bakar nabati. Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar. 

"Namun, hingga saat ini pengembangan tanaman jarak pagar masih belum signifikan, bahkan cenderung tidak diutamakan, terutama terkait pemanfaatannya untuk sumber energi," tulis Prof Maftuchah.

Menurut Prof Maftuchah, penanaman tanaman jarak pagar perlu diupayakan pada daerah-daerah marginal Jika ditanam pada lahan produktif, maka akan berkompetisi dengan tanaman pangan sehingga nilai ekonomisnya menjadi rendah dan petani tidak tertarik untuk budidaya tanaman jarak pagar. Edukasi tentang pemanfaatan biji buah jarak untuk bahan bakar nabati juga harus tetap dilakukan, diikuti dengan pengembangan teknologinya, terutama dalam penggunaannya sebagai biofuel.

3. Prof Aris menyampaikan penelitiannya terkait teknologi DNA untuk peternakan di Indonesia

Momen Haru Pengukuhan Guru Besar UMM Didampingi Foto Mendiang IstriMomen pengukuhan Prof Aris dan Prof Maftuchah sebagai guru besar UMM. (Dok. Humas UMM)

Di tempat yang sama, Aris menjelaskan mengenai aplikasi teknologi DNA dalam penguatan strategi konservasi sumber daya genetik ternak di Indonesia. Menurutnya beberapa negara yang telah berkomitmen untuk mempertahankan potensi genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan. Di sisi lain, teknik genetika molekuler diperkirakan akan memiliki dampak yang cukup besar di masa depan. Misalnya tes berbasis DNA untuk gen yang mempengaruhi sifat kualitatif yang sulit diukur saat ini, seperti kualitas daging atau ketahanan terhadap penyakit.

"Teknologi ini membuka jalan menuju kemungkinan kemajuan dalam evolusi biologi, pemuliaan hewan dan hewan model untuk penyakit manusia. Misalnya saja, seleksi genomik yang seharusnya bisa meningkatkan dua kali lipat keuntungan genetik dalam industri susu. Meski begitu, ada tantangan tersendiri. Seperti terjadinya revolusi dalam bidang pemuliaan ternak sebagai alat dan teknik yang berbeda dengan pemuliaan konvensional selama ini.

Aris juga yakin bahwa studi tentang keragaman breed sapi lokal Indonesia berbasis DNA akan mencerminkan variasi genetik mereka dari sisi esensi. Apalagi, saat ini sumber daya genetik sapi-sapi asli Indonesia semakin menurun tajam. Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting. 

Lebih lanjut, Aris juga menceritakan bagaimana ia dan istrinya selama ini saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar. Aris menceritakan kisah pada tahun 1994, di mana ia dan istri menikah. 

"Kami memiliki penantian panjang selama 9 tahun untuk mendapatkan amanah buah hati. Istri saya harus menyelesaiikan studi di Bogor saat masih hamil serta, saya juga harus bolak balik Malang-Bogor untuk menemani, karena saya masih harus mengajar di UMM," pungkasnya.

Baca Juga: UB Koreksi Total Etika Bernegara Pemimpin Indonesia

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan merajut keabadian. Karena dengan menulis, kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu, keduanya saling tarik-menarik menciptakan sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya