Kisah Pejuang Perempuan di Malang, Pembawa Pesan Gerilya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan memang tidak mudah dilakukan. Pertempuran melawan serdadu Belanda yang unggul mulai dari taktik hingga teknologi persenjataan membuat ribuan pasukan revolusi Indonesia tumbang.
Tidak hanya laki-laki, perempuan Indonesia juga tidak kalah berperan dalam usaha revolusi. Salah satunya di Malang, ada nama Soeprapti yang memimpin pasukan gerilya perempuan.
1. Pemerhati sejarah Malang mengatakan kalau peran para wanita biasanya adalah pembawa pesan
Pemerhati sejarah Malang, Eko Irawan mengungkapkan kalau para pejuang perempuan di Malang dipimpin oleh seorang perempuan tangguh bernama Soeprapti. Ia memiliki peran signifikan dalam keberlangsungan taktik gerilya pasukan revolusi. Pejuang perempuan ini kebanyakan adalah sebagai penghubung antar pasukan revolusi Indonesia. Mereka membawa pesan rahasia untuk mengkoordinasikan pasukan-pasukan yang tersebar di berbagai wilayah.
Para perempuan ini bergerak estafet dari wilayah Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang menuju markas komando di Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Mereka juga membawa pesan ke wilayah Malang Utara seperti Singosari hingga Lawang.
Eko menjelaskan kalau surat-surat ini berisikan taktik-taktik gerilya menghadap serdadu Belanda. Surat yang dibawa laskar perempuan ini sangat penting pasalnya berisikan perubahan strategi hingga jadwal penyerangan markas-markas pasukan Belanda.
"Isi pesan-pesan ini contohnya jadwal pergerakan pasukan ke wilayah mana, rencana penyerangan, sampai perpindahan markas. Perempuan yang didominasi ibu-ibu melakukan penyamaran sebagai pedagang, padahal sebenarnya mereka juga pejuang. Lalu ibu-ibu bernama Ibu Soeprapti adalah ketuanya di Malang," terang Eko saat dikonfirmasi pada Sabtu (19/8/2023).
Baca Juga: 6 Film Kisahkan Pejuang Indonesia yang Jarang Dibicarakan, Sudah Tahu?
2. Surat-surat rahasia disembunyikan para pejuang perempuan di pantat
Yang unik, Eko mengatakan kalau cara pejuang perempuan ini menyembunyikan surat-surat rahasia ini di tempat yang tidak lazim. Surat-surat ini disembunyikan di pantat para laskar perempuan, sehingga surat-surat ini biasanya dipanggil sebagai 'surat pantat.'
Ia menjelaskan ada alasan khusus kenapa surat-surat ini disembunyikan di pantat. Ini dikarenakan serdadu Belanda melakukan pemeriksaan secara ketat kepada setiap penduduk pribumi. Namun, mereka tidak akan berani memeriksa area-area sensitif perempuan.
"Serdadu Belanda sangan ketat melakukan pemeriksaan, tapi tidak mungkin sampai memeriksa area sensitif ibu-ibu seperti pantat. Oleh karena itu istilahnya disebut surat pantat, dan surat itu sangat-sangat rahasia karena itu disimpan dalam organ sensitifnya perempuan," bebernya.
Ternyata cara ini berjalan mulus, surat-surat tersebut sampai pada penerimanya dengan selamat. Hal ini dikarenakan orang-orang Belanda memiliki etika, sehingga tidak boleh asal memeriksa. Meskipun pasukan Belanda juga memiliki tentara perempuan, namun aksi para ibu-ibu ini berjalan aman-aman saja.
"Namun, perempuan yang menjalankan misi ini harus pandai mengontrol raut wajahnya. Karena mereka menghadapi serdadu Belanda secara langsung," jelas Eko.
3. Tidak hanya menjadi pengantar pesan, ada juga perempuan yang angkat senjata
Eko mengatakan jika pejuang perempuan pasukan revolusi Indonesia tidak hanya berperan sebagai pengantar pesan. Ada juga perempuan yang ikut angkat senjata bersama TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Beberapa perempuan bahkan memiliki keahlian dalam menembak dengan senjata api.
"Para perempuan ini ada yang memiliki pelatihan khusus dalam menembak. Sehingga mereka juga membuat pasukan khusus wanita yang biasa disebut laskar perempuan," pungkasnya.
Baca Juga: Hamid Rusdi Pejuang Asal Malang Pelopor Bahasa Walikan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.