5 Rahasia Tato di Jepang, Makna dan Filosifinya

Seni tato di Jepang, atau yang dikenal dengan nama irezumi, telah menjadi bagian penting dari budaya Jepang selama berabad-abad. Irezumi memiliki sejarah panjang dan kaya nilai, dan terus berkembang hingga saat ini.
Irezumi berasal dari zaman Yayoi, sekitar 300 SM - 300 Masehi, di mana tato dianggap sebagai tanda keberanian dan status sosial. Tato Jepang juga mengandung mitos yang kental hingga melekat dengan Yakuza. Tidak hanya gayanya yang beragam, makna di balik tato juga memberikan gambaran sekilas tentang signifikansi budayanya. Berikut 5 rahasia tato Jepang yang belum banyak diketahui publik secara umum.
1. Tato sebagai identitas, tanda anjing di dahi berarti terpidana mati
Dilansir Tsunagu Japan, menurut Kojiki dan Nihon Shoki, dua teks abad ke-8 yang terdiri dari catatan tertua yang ada di Jepang, tato dalam masyarakat Jepang menjadi "kebiasaan atau hukuman yang dilakukan di daerah terpencil". Pada periode Edo, tato mulai digunakan pada penjahat sebagai bentuk hukuman dan tampilan permanen dari rasa malu.
Salah satu jenis tato hukuman adalah satu atau dua garis padat yang melingkari lengan atas. Di beberapa daerah, karakter seperti simbol “X” besar atau karakter “kanji” yang ditato di dahi berhubungan dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.
Jumlah tato garis di lengan mereka dibuat untuk menandai berapa kali mereka melakukan kejahatan. Sementara apabila orang tersebut sampai menerima tato di dahi dengan huruf kanji yang memiliki arti "anjing", artinya mereka adalah penjahat terpidana mati yang menunggu waktu eksekusi.