Mepe Kasur, Tradisi Unik Suku Osing Menyambut Idul Adha

Masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi punya tradisi unik setiap menyambut Hari Raya Idul Adha yakni tradisi Mepe Kasur. Mepe artinya menjemur, jadi artinya tradisi menjemur kasur yang dilakukan seluruh warga.
Mepe kasur merupakan bagian kegiatan Tumpeng Sewu atau bersih desa setahun sekali. Rangkaian tradisi ini dilakukan setiap pekan pertama bulan Dzulhijjah. Biasanya dipilih antara hari minggu dan kamis yakni hari yang disakralkan Suku Osing.
Selain diikuti seluruh warga desa, pelaksanaan tradisi ini menarik wisatawan. Tidak sedikit wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang untuk melihat langsung rangkaian acara.
Tradisi Mepe kasur, saat warga satu desa menjemur kasur serentak
Tradisi mepe kasur dimulai pagi hari, begitu matahari terbit atau sekitar pukul 07.00 WIB. Warga Desa Kemiren akan mengeluarkan kasur merah hitam ke halaman rumah. Menariknya melihat kasur yang dijemur berjejer di sepanjang jalanan desa.
Kasur tersebut tidak dijemur begitu saja, mereka juga merapalkan doa dan memercikkan air bunga ke halaman rumah. Doa yang dibacakan berupa harapan dijauhkan dari hal buruk dan penyakit, baik penyakit jasmani juga penyakit dalam rumah tangga.
Selama dijemur, warga sesekali menepuk-nepuk kasur dengan tongkat rotan. Fungsinya agar debu yang bersarang di dalam kasur keluar dan kasur menjadi lebih bersih. Kasur akan dijemur hingga tengah hari, atau sebelum sore pukul 15.00 WIB. Jika kasur terlambat dimasukkan, warga percaya kebersihan kasur akan hilang.