Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi laki-laki memakai baju pesa'an (pinterest.com/@user)
Ilustrasi laki-laki memakai baju pesa'an (pinterest.com/@user)

Madura dikenal sebagai daerah di Jawa Timur dengan budaya yang khas dan kuat. Hal ini tercermin dalam pakaian adatnya, yakni baju pesa’an. Sama seperti pakaian tradisional lainnya, pakaian adat pesa’an juga menyimpan filosofi mendalam yang mencerminkan karakter orang Madura dengan sifat sederhana, berani, dan menjunjung kebebasan.

Kamu pasti sering melihat baju pesa’an kini dikenakan masyarakat ketika ada perayaan atau peringatan penting. Tetapi ternyata dahulu, baju pesa’an dikenakan orang Madura dalam aktivitasnya sehari-hari, bahkan menjadi pakaian pengantin bagi masyarakat umum. Apalagi kira-kira yang belum kamu ketahui soal pakaian adat pesa’an?

Yuk, kita mengenal lebih dalam pakaian adat pesa’an dari Madura yang penuh filosofi ini!

1. Dulunya digunakan untuk kegiatan sehari-hari

Ilustrasi pria dan wanita menggunakan baju pesa'an (pinterest.com/@Helpshared.Com)

Baju pesa’an adalah pakaian adat Jawa Timur yang berasal dari Madura. Biasanya, pakaian adat ini akan dikenakan dalam acara-acara penting. Pada zaman dulu, orang Madura menggunakan baju pesa’an sebagai pakaian sehari-hari, dan dalam momen tertentu digunakan sebagai pakaian pengantin, tapi untuk masyarakat umum.

Pakaian adat pesa’an terdiri dari bagian atas yakni baju pesa’an dan bagian bawahnya yaitu celana gomboran. Dahulu, baju pesa’an berbahan kain lasteng tiu atau bahan kain Cina. Kini, kebanyakan baju pesa’an menggunakan bahan kain tetoron.

Warna dasar baju pesa’an adalah hitam polos dengan dalaman kaos belang berwarna merah-putih. Seluruh bagian dari baju pesa’an memiliki ukuran serba longgar. Begitu juga celana gomboran yang memiliki panjang sampai mata kaki dan memiliki bentuk seperti celana tanpa kolor.

2. Makna Baju Pesa'an

Ilustrasi baju pesa'an suku Madura (pinterest.com/@pemikirbangsa)

Secara umum, baju Pesa’an mencerminkan karakter orang Madura yang dikenal pemberani dan memiliki daya juang tinggi dalam hidup. Ketegasan inilah yang tercermin dalam motif dan corak baju pesa’an.

Baju Pesa’an yang dikenakan laki-laki memiliki bentuk sederhana, hal ini melambangkan kesederhanaan, ketinggian budi, dan rendah hati dari masyarakat setempat. Sedangkan seluruh bagian pakaian yang longgar memiliki makna orang Madura yang menghargai kebebasan.

3. Kaos Belang Merah-Putih

Ilustrasi pakaian adat pesa'an (pinterest.com/@user)

Tak hanya dari bentuknya, tiap warna di baju Pesa’an ini pun memiliki filosofi tersendiri. Warna dasar hitam pada baju pesa’an melambangkan sesuatu yang murni. Artinya, segala tindakan orang Madura berarti tegas, pantang menyerah dan gagah berani.

Sedangkan dalaman berupa kaos merah-putih memiliki filosofi tegas dan orang Madura yang memiliki semangat juang tinggi. Filosofi ini diambil berdasarkan perjuangan orang Madura ketika melawan musuh maupun mencari nafkah.

4. Pernak-Pernik Baju Pesa'an

Ilustrasi baju pesa'an dipakai tahun 1983 (Disperpusip Jatim)

Baju pesa’an dilengkapi dengan ikat kepala yang dinamakan odheng santapan atau odheng tapoghan. Ikat kepala ini berukuran kecil dan berbahan kain batik.

Pada bagian pinggang, baju pesa’an dilengkapi dengan ikat pinggang dan sarong bahan. Ikat pinggang ini berbahan kulit sapi dengan warna cokelat atau hitam polos. Kemudian di bagian depan terdapat kantung yang biasanya digunakan untuk menyimpan uang.

Sebagai alas kaki, baju pesa’an dilengkapi dengan alas kaki terompah berbahan kulit sapi. Alas kaki ini memiliki bentuk terbuka dengan ujung bagian depan dan belakangnya yang disertai tali sebagai penjapit. Aksesoris lain yang biasanya dibawa ketika mengenakan pakaian adat pesa’an yakni celurit, yang dibawa oleh laki-laki.

5. Cara Memakai Baju Pesa'an

Ilustrasi pakaian adat pesa'an (pinterest.com/@user)

Pertama-tama, bagian yang mulai dikenakan yakni celana gomboran. Ciri khas dari celana gomboran adalah ukuran pinggang yang lebar hingga menyerupai sarung bila dibentangkan. Cara memakainya pun mirip dengan sarung. Setelah kedua kaki masuk ke celana, bagian atas celana dilipat ke kiri lalu ke kanan. Setelah itu dilipat ke arah perut dan digulung dari atas sampai panjang celana menjadi tiga perempat.

Selanjutnya pada bagian atas, dalaman kaos merah-putih dikenakan terlebih dahulu baru kemudian dilapisi dengan baju pesa’an hitam. Odheng atau ikat kepala kemudian dikenakan paling akhir pada bagian kepala.

 

Pakaian adat pesa’an ternyata menyimpan banyak nilai-nilai kehidupan yang dipegang erat oleh orang Madura. Mulai dari kesederhanaan, keteguhan, dan keberanian, semuanya merupakan filosofi utama yang tercermin dalam pakaian adat ini.

Di era sekarang, baju pesa’an tetap eksis sebagai warisan budaya. Dengan terus mengenalkan dan mengenakan baju pesa’an dalam berbagai acara, orang Madura membuktikan bahwa tradisi mereka tidak akan lekang oleh waktu.

Itu tadi pakaian adat pesa’an dari Madura yang kaya akan filosofi. Kamu sudah tau filosofi dari pakaian adat daerahmu belum?

Editorial Team