Hari Buruh, 6 Novel Bertemakan Perjuangan Pekerja Ini Layak Dibaca

Hari Buruh yang diperingati setiap tanggal 1 Mei jadi titik balik aksi para buruh dalam memperjuangkan hak-haknya. Hal-hal yang identik dengan perjuangan buruh mencakup berbagai aspek yang mencerminkan perjuangan untuk meningkatkan kondisi kerja dan kesejahteraan buruh.
Salah satunya adalah pendirian organisasi buruh, seperti serikat buruh, yang bertujuan untuk menyuarakan hak-hak mereka dan memperjuangkan kondisi kerja yang lebih baik. Demonstrasi, mogok kerja, dan protes juga menjadi sarana utama dalam menyampaikan tuntutan buruh kepada pihak pengusaha atau pemerintah.
Di antara tuntutan utama buruh adalah peningkatan upah yang sesuai dengan kontribusi dan kondisi kerja mereka, serta perlindungan terhadap pemecatan sewenang-wenang dan diskriminasi. Selain itu, buruh juga berjuang untuk kondisi kerja yang aman, pemberlakuan jam kerja yang wajar, kesetaraan dan keadilan di tempat kerja, serta jaminan pensiun yang layak. Solidaritas di antara buruh juga menjadi faktor penting dalam memperkuat perjuangan mereka.
Buat kamu yang penasaran tentang seperti apa sepak terjang para buruh sepanjang berdirinya bangsa Indonesia, kamu bisa membacanya lewat karya sastra seperti novel yang telah diciptakan oleh penulis dan sastrawan kondang, seperti Sapardi Djoko Darmono, Idrus, Umar Kayam, dan banyak lagi yang lain. Sebagian karya sastra mereka mengangkat tema perjuangan buruh dalam memperjuangkan hak-hak nya agar dapat bertahan hidup, berikut adalah ulasannya.
1. Para Priyayi
Novel "Para Priyayi" karya Umar Kayam menggambarkan kehidupan para pejabat, atau priyayi, yang bekerja di sebuah daerah di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan. Novel ini menyoroti konflik internal dan eksternal yang dihadapi oleh para priyayi dalam menjalankan tugas mereka sebagai pelayan negara dan masyarakat.
Pada hari buruh, cerita berfokus pada sudut pandang seorang pegawai negeri sipil yang merenungkan perannya dalam menjaga kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat kecil. Dia bersama dengan rekan-rekannya terlibat dalam diskusi dan perdebatan tentang hak-hak buruh serta perjuangan mereka untuk mendapatkan perlindungan yang layak.
Novel ini menyajikan gambaran yang kaya tentang dinamika sosial-politik dan konflik moral di tengah perubahan zaman. Melalui sudut pandang para priyayi, pembaca dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang tanggung jawab dan integritas dalam melayani negara dan rakyat.