Kelor, Daun Pengusir Roh Jahat yang Diolah Jadi Kudapan Sehat

Katanya buat ngusir roh jahat, nyatanya bisa jadi cuan

Sidoarjo, IDN Times - Tak banyak orang yang tahu tentang daun kelor. Selain untuk sayur, kebanyakan orang Indonesia mengenalnya sebagai daun pengusir roh jahat. Namun, di tangan Kurdya Indrawati, kelor disulap menjadi penghasil cuan. Indra, begitu perempuan ini biasa dipanggil, mengolah daun ini menjadi berbagai minuman dan kudapan sehat. 

Indra mengaku mulanya hanya memproduksi teh kelor untuk lomba makanan sehat. Tak dinyana, ia malah menjadi juara lomba itu yang digelar pada tahun 2018 lalu. “Kata juri banyak manfaat untuk kesehatan,” kata dia, kepada IDN Times, Jumat, (12/5/2023). Penasaran dengan pernyataan juri, ia pun mencoba mencari tahu di internet. Ternyata benar, kelor disebut bisa menjadi obat diabetes, asam urat, hingga kolesterol. 

Dari pencarian itu, perempuan asal Sidoarjo ini kemudian mencoba lebih serius dengan memproduksi berbagai olahan seperti stik camilan hingga kue. Meski terdengar masih asing, ia memberanikan diri menawarkan produknya kepada teman-teman dekatnya. Sayang, tak banyak yang berminat. ”Mereka tahunya daun kelor itu untuk memandikan jenazah. Pokoknya berbau dengan mistis." 

Tak kehabisan akal, Indra pun beralih menawarkan produk tersebut kepada kerabatnya yang sedang sakit. Hasilnya positif, beberapa kerabat yang memiliki ganguan asam urat hingga kolesterol merasakan ada dampak positif usai meminum teh racikannya. Testimoni dari mereka menjadi modal penting bagi perjalanan usahanya. Ia membagikannya di media sosial dan membuat banyak orang yang yakin dengan khasiat teh kelor miliknya. Teh dan camilan kelor miliknya pun kian digemari, khususnya pelanggan dari wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). 

Baca Juga: Penjualan UMKM Diprediksi Melonjak Jelang Pemilu 2024

Kelor, Daun Pengusir Roh Jahat yang Diolah Jadi Kudapan SehatIndra saat menunjukkan produk olahan kelornya, Jumat (12/5/2023). IDN Times Faiz Nashrillah

Di saat permintaan terhadap produknya kian meningkat, Indra mengaku butuh pendampingan dan bimbingan. Ia pun bergabung dengan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Selain pembinaan, ia juga berharap mendapatkan jejaring pemasaran baru. 

“Saya bergabung pada November 2018. Ada banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan,” ujar Indra. Keuntungan lain adalah, ia kerap diundang menjadi peserta pameran UMKM di berbagai kota. 

Berkat berbagai pengetahuan yang ia dapatkan selama menjadi mitra binaan, usahanya jadi kian matang. Produk olahan kelor miliknya kini sudah dilengkapi dengan sertifikat kelayakan, mulai halal, hingga izin Pelaku Usaha dan Industri Rumah Tangga (PIRT). Bahkan, produknya juga sudah melalukan uji nutrisi di laboratorium. 

Dalam sebulan, Indra bisa menjual 100-150 bungkus dengan berbagai varian produk, mulai dari teh, peyek, hingga cookies. Jika dirupiahkan, omzet usahanya kini berkisar Rp10-15 juta.

Untuk mendukung produksinya, Indra bahkan mendatangkan bahan baku daun kelor kering dari luar daerah. “Ada dari Tuban dan Nganjuk. Sebulan bisa habis 200 kilogram daun kelor kering,” ujarnya. 

Di tengah usahanya yang sedang menanjak, Indra punya mimpi punya alat penggiling daun kelor. Selama ini ia masih menggunakan cara manual, yaitu menggunakan blender. Proses yang ini diakuinya membuat produksi belum maksimal. “Harapannya produksi bisa semakin besar biar bisa beli alat yang canggih,” tutupnya.

Baca Juga: Me's Butter Cookie dan Cerita Ida Menyiapkan Masa Pensiun dengan Manis

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya