Ahmad Nadhif, ketiga dari kanan saat ditemui Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. IDN Times/Istimewa
Thohir mengaku cukup memberikan kelonggaran pada putranya tersebut. Ia tidak pernah memaksa anaknya harus hafal dengan target tertentu.
Sebaliknya, kedua orangtuanya mempersilakan buah hatinya itu untuk menikmati waktu bermain, seperti anak sebayanya.
"Tapi, karena lingkungannya di pondok, banyak teman-teman seusianya yang menghafalkan Al-Qur'an, jadi ya tetap kondusif untuk menghafalnya," ujar kiai lulusan Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri itu.
Saat ini, Nadhif telah duduk di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatus Syibyan Tegaldlimo. Tidak hanya Nadhif, di pondok Pesantren Tahfidz Sunan Kalijogo juga ada 50 santri Anak-anak yang tinggal untuk menghafal Al-Qur'an.
"Santri Anak-anak ada sekitar 50. Dan
150 santri remaja belajar dan menghafal, tapi tinggal di luar pondok."Terciptanya lingkungan inilah yang saya kira berpengaruh dalam mempercepat hafalan," ujar Thohir yang mulai merintis pesantren sejak empat tahun silam itu.
Saat ini, di pesantren tahfidz tersebut, tidak kurang dari 7 santrinya yang telah hafal 30 juz. Rata-rata masih duduk di bangku kelas 5 hingga 6 sekolah dasar.
"Pada tahun kemarin, kita mulai merintis boarding school. Sehingga nantinya bisa terintegrasi antara program tahfidz dan pendidikan formalnya," kata Thohir.