Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. (Instagram/@ipukfdani)
Perempuan kelahiran 10 September 1974 ini sejak kecil mengatakan kehidupannya seperti anak-anak pada umumnya yabg suka bermain. Namun, ia memiliki orangtua yang ketat terhadap pendidikan anaknya. Ia setiap libur sekolah pasti diajak ke toko buku untuk menunjang pendidikannya. Setidaknya dalam seminggu, 3 kali Ipuk diajak ke toko buku, sementara 1 hari ia habiskan untuk berwisata bersama keluarga.
"Tapi saya di sekolah bukan murid yang pintar atau yang suka dapat juara. Tapi saya belajar dari pengalaman, belajar dari lingkungan sekitar saya, dan saya memang senang kegiatan-kegiatan sosial yang membuat saya mendapat banyak ilmu," beber perempuan asal Magelang ini.
Ibu satu anak ini memang lebih banyak mendapatkan pembelajaran dari luar kelas. Ia saat kuliah aktif dalam himpunan mahasiswa. Oleh karena itu, ia terbilang aktif dalam berorganisasi.
Saat menjadi kepala daerah, sosok suami sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas yang menginspirasi dirinya menjadi sosok pemimpin yang daoat diandalkan. Ia mengatakan selalu memperhatikan bagaimana suaminya bertranformasi dari jabatan satu ke jabatan lainnya.
"Lalu ada pelajaran psikologi sosial bahwa sebagian politisi itu tidak boleh baperan. Kemudian memiliki banyak teman itu penting. Kesuksesan itu bukan satu-satunya kita yang berhasil, tapi bagian dari banyak orang yang mendukung kita. Dan di satu sisi saya banyak berkegiatan sosial, dari situ juga saya banyak belajar juga," paparnya.