Angger Wiranata, Melalui 'Dus Duk Duk' Sulap Kardus Jadi Barang Mahal

#MillennialsInspiratif merupakan rubrik khusus yang mengangkat sosok millennials berpengaruh di Jawa Timur. Mereka mendapatkan pengakuan publik lewat buah pikir dan karya. Lewat rubrik ini kami ingin mengabarkan bahwa generasi ini tak sekadar ada, tapi juga berkarya dan memberi makna.
Surabaya, IDN Times - Biasanya kardus hanya dibuang atau menjadi barang bekas yang sering berkhir di gudang. Bahkan, biasanya kardus bekas dijual kembali dengan sistem kiloan yang dihargai dengan murah.
Akan tetapi, di tangan seorang pemuda asal Surabaya, tak disangka sebuah kardus bekas bisa menjadi nilai ekonomis yang tinggi. Yups, pemuda asal Surabaya bernama Angger Diri Wiranata berhasil menyulap kardus-kardus bekas itu menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Bersama temannya, Arif Susanto, Angger membuat barang-barang furniture, patung, kursi, dan meja berbahan kardus. Lantas, bagaimana ceritanya sebuah kardus bisa disulap menjadi barang yang mempunyai nilai jual tinggi? Yuk, simak penuturan Angger di bawah ini.
1. Usaha yang bermula dari tugas kuliah
Angger bercerita, ia mendapatkan ide awal membuat barang-barang furniture itu dari tugas untuk mata kuliah dasar desain. Dia lalu membuat sebuah kursi dengan bahan material dari kardus.
Kardus yang dibentuk menjadi kursi bisa diduduki dan dinaiki dengan kedua kaki. Setelah jadi, kursi dari kardus itu lalu dipamerkan untuk memenuhi tugas kuliah. Saat pameran itulah banyak orang yang suka dan tertarik dengan hasil karya tersebut.
"Saat pameran, ada ibu-ibu yang bilang begini, 'ini kok bagus mas? Dijuak gak?'. Ibu-ibu itu lalu memfotonya," kata Angger.
Usai pameran itu, dia bersama teman sejurusannya yaitu Arief, mengajukan proposal untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan. Mereka sengaja ikut PKM bidang kewirausahaan untuk mengetahui apakah barang hasil karya tersebut bisa dijadikan bisnis atau tidak.
"Proposal kami lolos dan pembuatannya dibiayai oleh Dikti. Akhirnya kami ikut PKM di Lombok dan berhasil pulang dengan membawa perunggu," kata dia.
Diraihnya medali perunggu itu, kata Angger, membuatnya dan Arief yakin jika hasil karyanya bisa dibuat bisnis yang menjanjikan. "PKM itu kan ada jurinya yang menilai, jadi kami semakin yakin ini bisa menjadi bisnis," kata dia.