Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya Keterampilan

Sejak 2017 sudah sembuhkan tiga orang

Malang, IDN Times - Pagi itu, sejumlah petugas tampak sibuk untuk menjemput beberapa orang di wilayah Desa Wonorejo, Singosari, Kabupaten Malang. Mereka juga dibantu beberapa mahasiswa dan relawan. Rumah-rumah yang didatangi itu memiliki anggota keluarga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Tak berselang lama, beberapa orang dengan gangguan jiwa tiba di Posyandu Jiwa di Dusun Blandit, Desa Wonorejo,Kecamatan Singosari. Tercatat ada sekitar 35 ODGJ yang terdaftar di Posyandu Jiwa Blandit. Sebagian dari mereka sebelumnya sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Radjiman Wedyodiningrat. 

1. Sudah berdiri tiga tahun

Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya KeterampilanPetugas sedang melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ODGJ di Posyandu Jiwa Blandit, Singosari. IDN Times/ Alfi Ramadana

Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Posyandu Jiwa Blandit sudah berdiri selama tiga tahun. Bahkan, kini posyandu tersebut sudah memiliki gedung sendiri untuk membina ODGJ di sekitaran Desa Wonorejo.

Kaur Perencanaan Desa Wonorejo Iin Farikhin menuturkan, awalnya Posyandu Jiwa Blandit tidak memiliki gedung sendiri. Saat awal berdiri, posyandu tersebut masih menumpang dengan bangunan lain. Hingga akhirnya posyandu tersebut punya gedung sendiri pada 2018.

"Awal ide berdirinya Posyandu Jiwa ini setelah tahun 2017 ada kunjungan dari bupati Malang. Saat ini di wilayah Wonorejo tercatat ada sekitar 35 orang dengan gangguan jiwa dan bahkan ada yang dipasung. Hal itulah yang mendorong berdirinya Posyandu Jiwa ini," tuturnya ketika ditemui IDN Times, Senin lalu (16/3).

2. Satu-satunya di Kabupaten Malang

Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya KeterampilanPara pasien ODGJ dibekali dengan berbagai keterampilan mulai dari membuat sandal, keset, kemoceng hingga cuci motor. IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, Iin menceritakan proses yang dilalui Posyandu Jiwa Blandit tidaklah mudah. Awalnya para kader kerap mendapat penolakan dari keluarga ODGJ. Sebab, sebagian dari masyarakat masih tertutup terhadap upaya penyembuhan ODGJ.

Namun, upaya pendekatan terus dilakukan. Hingga akhirnya para kader mulai bisa meyakinkan anggota keluarga bahwa tujuan mereka baik. 

"Untuk coba meyakinkan, kami bekerja sama dengan RSJ Lawang dan lembaga sosial. Lalu kami terus berupaya meyakinkan keluarga pasien. Hingga akhirnya perlahan upaya tersebut mendapat hasil positif," imbuhnya. 

Baca Juga: Festival Posyandu Kreatif, Cara Apresiasi Jasa Kader Posyandu

3. Berikan pelatihan untuk ODGJ

Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya KeterampilanPasien ODGJ di Posyandu Jiwa Blandit juga diberikan pelatihan mencuci motor. IDN Times/ Alfi Ramadana

Setelah bisa meyakinkan keluarga pasien, Posyandu Jiwa Blandit mulai melakukan pendataan. Tidak hanya itu, para kader juga memberikan bimbingan agar para ODGJ itu bisa sembuh dan beraktivitas seperti semula.

Mereka juga dibekali beberapa keahlian. Mulai dari membuat sandal, keset, mencuci motor, hingga membuat kemoceng. Selama kurun waktu setahun, tiga ODGJ yang dirawat Posyandu Jiwa Blandit dinyatakan sembuh. 

"Bahkan ada dari mereka yang sudah menikah dan berkeluarga. Sekarang yang sudah sembuh ini juga sedang merantau," sambung Iin. 

4. Hampir tidak ada pasien yang ngamuk

Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya KeterampilanKader posyandu dan petugas pendamping dengan telaten melayani pasien ODGJ di Posyandu Jiwa Blandit. IDN Times/ Alfi Ramadana

Untuk kelengkapan perawatan, para kader juga kerap keliling membagikan obat ke para pasien. Sebab, sebagian ODGJ yang sudah merasa sembuh enggan datang kembali saat agenda rutin posyandu. Para kader merasa punya tanggung jawab untuk datang ke rumah-rumah pasien hingga benar-benar dinyatakan sembuh total.

"Kalau sudah begitu (pasien sembuh enggan berobat lagi), biasanya kader yang datang ke rumah-rumah untuk memberikan obat kepada pasien. Alhamdulillah saat ini hampir tidak ada laporan ODGJ yang mengamuk," imbuhnya. 

5. RSJ Lawang terus berikan pendampingan

Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya KeterampilanPasien ODGJ mendapat pelatihan keterampilan untuk membekali diri sekaligus juga proses penyembuhan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Setiap bulan Posyandu Jiwa Blandit mendapat pendampingan dari RSJ Lawang. Pendampingan tersebut juga bertujuan untuk mentransfer ilmu kepada kader posyandu terkait bagaimana menghadapi ODGJ. Sebab, merawat ODGJ tidak bisa sembarangan dan butuh keahlian khusus.

"Keberadaan Posyandu Jiwa Blandit ini sangat baik. Apalagi dengan berbagai keterampilan yang diberikan. Bahkan salah satu anggota dari Posyandu Jiwa ini ada yang memiliki income hingga Rp2 juta sebulan," terang Tim Promosi Kesehatan RSJ Dr Radjiman Wedyodiningrat Nur Asrori. 

6. Perlu kesabaran ekstra menangani ODGJ

Kisah Posyandu Jiwa di Malang, Rawat ODGJ hingga Punya KeterampilanSaat ini sudah ada tiga pasien ODGJ di Posyandu Jiwa Blandit yang sudah sembuh. IDN Times/ Alfi Ramadana

Tak bisa dimungkiri bahwa menangani pasien ODGJ memerlukan kesabaran ekstra. Sebab, perilaku masing-masing OGDJ berbeda-beda. Tentu cara menanganinya juga perlu kesabaran.

Nur Asrori menyebut, perlu waktu hingga tiga tahun bagi para penyandang ODGJ untuk bisa memiliki keahlian. Oleh sebab itu, keberadaan Posyandu Jiwa Blandit tersebut sangat krusial. Sebab, saat ini masih banyak titik-titik di Kabupaten Malang yang belum tersentuh. 

"Kalau dari sisi pemetaan sendiri, di wilayah Kabupaten Malang masih cukup tinggi. Paling tidak dalam satu wilayah kerja puskesmas terdapat sekitar 100 ODGJ. Sehingga harapannya ke depan, lebih banyak lagi Posyandu Jiwa serupa yang dibangun di wilayah lain," harapnya.

Baca Juga: Kota Malang Jadi Pilot Project Smart City Health Care 

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya