9 Film Gore Fenomenal Timo Tjahjanto, Rumah Dara hingga The Big 4

Bersama Kimo Stamboel dalam project Mo Brothers, Timo Tjahjanto menyutradarai salah satu film Indonesia bergenre horor-jagal. Berkisah mengenai sekelompok pemuda-pemudi yang terjebak di rumah milik seorang pembunuh misterius yang bernama "Dara". Sebelum ditayangkan di Indonesia, karakter Dara telah lebih dahulu dipopulerkan lewat segmen film pendek Dara dalam film horor antologi Takut: Faces of Fear yang juga disutradarai Mo Brothers dan dirilis pada tahun 2008 di festival-festival film di seluruh dunia. 

Karena mengandung unsur sadistik yang bertentangan dengan hukum sensor film Malaysia, Rumah Dara menjadi film Indonesia pertama yang dicekal dan dilarang untuk tayang di Malaysia. Namun film ini mendapat reaksi kritikan yang bagus dan juga banyak nominasi dalam berbagai penghargaan film internasional. 

V/H/S/2 adalah film antologi yang melibatkan banyak sutradara yang terdiri dari lima segmen. Berbagai nama seperti Timo Tjahjanto, Jason Eisener, Gareth Evans, Timo, Eduardo Sánchez, Gregg Hale, Simon Barrett dan Adam Wingard. 

Timo sendiri menggarap segmen keempat yakni Save Haven bersama Gareth Evans. Berkisah tentang sekelompok kru film yang menyusup ke sekte di Indonesia untuk merekam secara diam-diam. 

Masih dengan Mo Brothers, Killers (2014) adalah film thriller psikologis kolaborasi Indonesia-Jepang yang syuting dilakukan di dua negara. Berkisah tentang pembunuh berantai Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) yang mengunggah video pembunuhannya di internet. Bayu Aditya (Oka Antara), seorang jurnalis asal Indonesia di masa terpuruknya, lalu menonton video itu dan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Mereka berdua lalu terhubung satu sama lain.

Dalam proses produksinya, film ini juga didukung oleh kru maupun dana dari Merantau Films (The Raid), Damn Inc. (dimotori oleh Daniel Mananta), dan Million Pictures (pembuat film Negeri 5 Menara).

Headshot (2016) adalah film laga pertama Iko Uwais yang disutradarai oleh sutradara asal Indonesia, Mo Brothers. Bahkan penampilan Iko Uwais di film Headshot sangat dinantikan oleh dunia sehingga akan ditayangkan secara internasional.

Headshot berkisah tentang pria yang menderita amnesia dengan masa lalu yang misterius. Ia kemudian menjadi ‘mesin pembunuh’ yang mematikan saat harus berhadapan dengan seorang gembong narkoba yang sangat berbahaya. Film ini mendapatkan empat nominasi pada Festival Film Indonesia 2016 dan berhasil memenangkan tiga di antaranya.

Sebelum The Big 4, The Night Comes for Us (2018) adalah film karya Timo Tjahjanto yang telah lebih dulu tayang di Netflix pada 2018 lalu. Berkisah tentang seorang tukang pukul bernama Ito (Joe Taslim) yang kembali ke Jakarta setelah bekerja di sebuah organisasi mafia Triad Asia Tenggara. Dia lalu terperangkap dalam sebuah intrik pengkhianatan saat Triad akan melakukan ekspansi teritorial. 

The Night Comes For Us adalah sebuah film action thriller yang menghadirkan pertarungan berkelas diantara Joe Taslim dan Iko Uwais. Dua aktor laga yang populer di Indonesia ini menyuguhkan nuansa gore lewat perkelahian sadis berceceran darah.

Sebelum Iblis Menjemput adalah film Timo bertema horor yang sukses meraup pendapatan kotor Rp42 miliar. Bercerita tentang Alfie dengan latar belakang yang kelam, ia terpisah lama dengan sang ayah, Lesmana. Ayahnya yang sekarat akhirnya meninggal dunia. Ia pun lantas mencari penyebab dari penyakit sang ayah yang misterius sampai bertemu dengan Laksmi dan anaknya.

Di Indonesia, Sebelum Iblis Menjemput memperoleh 1.120.891 penonton sehingga masuk ke dalam daftar 10 Film Indonesia yang Tembus Satu Juta Penonton di Tahun 2018.

Sebelum Iblis Menjemput 2 adalah film lanjutan dari Sebelum Iblis Menjemput yang tayang dua tahun setelahnya. Dua tahun setelah lepas dari teror iblis, Alfie (Chelsea Islan) dan Nara (Hadijah Shahab) mencoba melanjutkan kehidupan mereka. Namun Alfie masih terus dihantui perasaan bersalah dan penglihatan tidak wajar. Mimpi terburuk Alfie nyatanya baru dimulai saat sosok kegelapan berusaha bangkit untuk menjemput nyawa mereka.

Sama seperti V/H/S/2, V/H/S 94 juga mengusung tema antologi. V/H/S 94 (2021) lewat main story Jennifer Reeder, menghadirkan cerita antologi horor yang berkaitan satu sama lain yang terdiri dari lima kaset rekaman. Timo Tjahjanto menggarap kaset ketiga berjudul The Subject dan menjadi rekaman paling gila sepanjang film. Berkisah tentang eksperimen manusia robot yang melakukan penyiksaan secara brutal.

The Big 4 bisa dikatakan film pertama Timo Tjahjanto yang paling "ramah" dibanding film-film sebelumnya. Bernuansa aksi komedi, The Big 4 lebih renyah dan menghibur meski ciri khas Timo dengan gore-nya tetap tak bisa dihilangkan. Berkisah tentang keempat anggota pembunuh bayaran, The Big 4, yang mencari tahu siapa pembunuh ayah angkat mereka. Tak sendiri, mereka melakukan pertarungan dengan seorang polisi wanita yang tak lain adalah anak kandung dari ayah angkat The Big 4. Film Indonesia pertama original Netflix ini berhasil menduduki peringkat 1 film Netflix non-english yang paling banyak ditonton di seluruh dunia. 

Untuk kamu yang ingin menonton film Timo Tjahjanto, pastikan usiamu sudah memenuhi syarat ya. Ini karena karya Timo kebanyakan adalah film berdarah, sadistik, dan brutal. Begitu juga kalau ingin nonton bareng keluarga, pastikan adikmu sudah cukup umur untuk menontonnya.